Artikel
“optimisme dari Tepi Pesanggrahan” mendeskripsikan upaya entrepreneurship dari
seorang warga Karang Tengah Jakarta Selatan bernama H. Chaerudin atau dikenal
Bang Idin dalam melakukan konservasi lingkungan di bantaran Sungai
Pesanggrahan. Berawal dari rasa kesal atas kondisi sungai Pesanggrahan yang
saat itu rusak parah, kotor, dan berbau. Dilanjutkan dengan langkah riil
melakukan perjalanan dari hulu sungai Pesanggrahan (Gunung Pangrango) sampai
hilir (Jakarta Utara). Dari penyusuran tersebut didapat ribuan rumah dibangun
membelakangi sungai dengan sungai sebagai “tempat buang sampah”, selain itu
dilakukan pencatatan jenis pohon, ikan dan satwa yang tersisa. Khusus bang Idin
menyoroti kerusakan rumpun bambu pada bantaran sungai yang dianggap mampu menjaga
kelestarian mata air sekaligus penyaring dan penyerap racun.
Upaya riil
setelah penyusuran sungai adalah melakukan pembersihan sampah di bantaran sungai,
melakukan diskusi dengan warga perihal bagaimana menjaga sungai, melakukan
penghijauan sungai dengan aneka tanaman khususnya bambu. Membentuk kelompok
tani Bambu Kuning yang selanjutnya berkembang menjadi Kelompok Tani Lingkungan
Hidup (KTLH) Sangga Buana. Sampai dengan saat ini KTLH Sangga Buana mengelola
120 hektar kawasan disekitar Sungai Pesanggrahan diantaranya Hutan Kota Sangga
Buana. Usaha bang Idin bersama KTLH Sangga Buana telah menghasilkan lingkungan
Sungai Pesanggrahan yang lebih baik. Bekerjasama dengan PT Intiland Development
Tbk untuk tetap mempertahankan keaslian bantaran sungai. Kerjasama tersebut
antara lain dengan melakukan pembangunan dan penataan perumahan dan jaringan
saluran air dengan konsep hijau. Selain itu KTLH juga mengembangkan usaha
pengelolaan sampah untuk menghasilkan nilai yang lebih ekonomis.
Konsep Kewirausahaan
Konsep-konsep
kewirausahaan dalam artikel tersebut diantaranya konsep motivasi, Percaya Diri,
Ide, dan Kreativitas. Motivasi merupakan suatu kesatuan faktor yang dibutuhkan
pada diri seorang untuk tumbuh sebagai seorang entrepreneur. Berawal dari rasa
kesal atas lingkungan sungai Pesanggrahan yang kotor, niat untuk memperbaiki
dan rasa memiliki sungai sedari kecil telah menumbuhkan motivasi yang amat
besar pada Chaerudin untuk melakukan sendiri konservasi sepanjang bantaran
sungai Pesanggrahan. Selanjutnya konsep Percaya diri terlihat jelas dalam
artikel ini. Percaya diri merupakan kombinasi antara sikap dan keyakinan pada
diri seseorang untuk membangun kemantapan hati, mampu menjalankan pekerjaan
dengan baik (sukses). Rasa percaya Diri Chaerudin terbentuk atas pengetahuan
tentang sungai yang dimilki sejak kecil, kemampuan bercocok tanam, sikap mental
jawara yang dimilki sampai dengan rasa haus akan belajar. Motivasi dan
Keprcayaan dirinya terlihat dari idenya untuk melakukan konservasi sungai
Pesanggrahan.
Selain itu
ciri-ciri kewirausahan terlihat jelas dalam artikel tersebut. Kewirausahaan
merupakan proses menciptakan sesuatu yang memiliki nilai lebih baik. Dalam
prosesnya dilakukan dengan mengerahkan waktu dan upaya, disertai dengan resiko
sosial, lingkungan maupun psikologis untuk meraih imbalan dalam wujud nominal
maupun kepuasan pribadi. Chaerudin adalah seorang entrepreneur menilik dari
memiliki ide untuk melakukan penghijauan pada sungai Pesanggrahan, kreatif dan
inovatif mewujudkan ide-ide tersebut melalui langkah nyata pembersihan sampah,
penanaman aneka pohon terutama bambu.
Ciri berikutnya
dari Entrepreneur adalah memiliki kepercayaan Diri, tidak tergantung dan
bersikap optimis. Siapa yang menyangka pria tidak lulus SD mampu menjadi
pelopor konservasi lingkungan dan pendiri Kelompok Tani Lingkungan Hidup Sangga
Buana. Percaya diri itulah kuncinya. Menguasai ilmu cocok tanam, mengenal
lingkungan sungai Pesanggrahan dengan baik sejak kecil. Tentunya diperlukan
biaya tidak sedikit untuk mencari aneka bibit pohon yang ditanam pada bantaran
sungai Pesanggrahan, pun halnya dengan bibit ikan yang sengaja dibiakan alami
di sungai. Biaya dari manakah itu? Kemandirian, itu kuncinya. Chaerudin berani
berkorban dari kantung pribadinya untuk mewujudkan mimpinya melakukan menata
suangai Pesanggrahan. Perlu waktu 20 tahunan untuk mewujudkan hal tersebut.
Jika bukan karena sikap optimis yang selalu dikedepankan, tidak mungkin
konservasi sungai Pesanggrahan dapat dilihat seperti sekarang ini.
Keberanian jelas diperlukan, “marah-marah”
kepada warga yang senantiasa bandel mengotori sungai sampai dengan bertemu
dengan fihak-fihak tertentu yang merasa terusik dengan tindakan yang dilakukan
olehnya. Keberanian tersebut merupakan perwujudan dari mental Jawara yang dimiliki oleh bang Idin.
Keberanian juga yang menyebabkan beliau berani mengambil resiko bersitegang
dengan warga, mengorbankan kehidupan normal untuk berbakti kepada alam.
Disamping itu, ciri entrepreneur sebagai Pekerja keras, ulet dan berpandangan
ke depan.
Kesimpulan
Terakhir dari
uraian konsep kewirausahaan pada artikel “Optimisme dari Tepi Pesanggrahan” adalah Output dari entrepreneurship
yang dikembangkan oleh Chaerudin. Lingkungan Sungai Pesanggrahan yang hijau,
relatif bersih, air sungai yang tidak berbau, Hutan Kota Sangga Buana, sampai dengan Kelompok Tani
Lingkungan Hidup Sangga Buana yang telah memiliki banyak anggota. Terlihat dari
Semua ciri-ciri yang telah dikemukanan di depan sampai dengan output yang telah
dicapai, membuktikan bahwa Si Pitung dari Kali Pesanggrahan, Haji Chaerudin,
adalah seorang Entrepreneur yang top.
Artikel Kompas:
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/29/0908227/Optimisme.dari.Tepi.Pesanggrahan
No comments:
Post a Comment