PENDAHULUAN
Perkembangan layanan Teknologi Informasi dan
Telekomunikasi (TIK) yang dikelola oleh Pusat Sistem Informasi dan Teknologi
Keuangan (Pusintek), dinamika organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan,
dan standar layanan sesuai standar call
centre kepada stakeholder Service
Desk menjadi salah satu sebab perlunya improvement
setiap waktu dalam pengelolaan Service
Desk.
Saat ini Pusintek mengelola 20 layanan yang
dapat digunakan oleh unit-unit kerja di lingkungan kementerian Keuangan. Mulai
dari pembuatan email kementerian yang bersifat individu kedinasan sampai dengan
penyediaan perangkat untuk hosting sistem-sistem TIK yang digunakan oleh
unit-unit tertentu. Beragamnya layanan membutuhkan pengetahuan secara luas dari
pegawai yang bekerja pada Service Desk.
Disamping pemahaman secara umum terhadap proses kerja sistem-sistem tersebut
juga dibutuhkan kemampuan dasar untuk membantu menyelesaikan laporan gangguan
yang disampaikan oleh pengguna layanan seperti gangguan pada Desktop, serta penggunaan email dan
internet kementerian keuangan.
Dinamika organisasi di Kementerian Keuangan
baik secara struktur maupun fungsi berdampak terhadap pelaksanaan tugas
Pusintek. Secara struktur perkembangan organisasi terlihat dalam bentuk
organisasi Pusintek sendiri yang telah beberapa kali berganti wadah, mulai dari
unit esselon II bernama PAIK sampai dengan terkahir sebelum menjadi Pusintek
berbentuk unit esselon I dengan nama BINTEK Keuangan. Selain dinamika dalam
Pusintek, perubahan juga terjadi di unit organisasi lain di lingkungan
kementerian diantaranya seperti perubahan struktur dan fungsi DJPU menjadi
DJPPR, ataupun perubahan dalam lingkup esselon II contohnya unit yang melayani
TIK di lingkungan DJPBN, yakni DTP dan DSP dilebur menjadi satu. Pemahaman
terhadap perubahan organisasi tersebut baik secara struktur maupun fungsi berdampak
terhadap Service Desk dalam
memberikan layanan, minimal saat penggalian informasi serta ketepatan informasi
yang diperoleh.
Saat melayani permintaan maupun menangani laporan
gangguan TIK, sudah menjadi kebutuhan dasar manusia untuk diperlakukan secara
baik. Hal tersebut selanjutnya menjadi kaidah dalam pengelolaan Service Desk melalui saluran-saluran Service Desk seperti datang langsung,
via telepon, faximili, surat dinas maupun
melalui email. Untuk tiap-tiap saluran tersebut dilayani sesuai standar pada call center atau customer service. Dalam pengelolaan Service Desk hal tersebut dapat diperoleh melalui latihan terus
menerus, benchmarking kepada call center lain ataupun melalui proses
pelatihan yang dilakukan secara berkala.
Pengelolaan Service
Desk Pusintek saat ini sudah mengacu kepada konsep manajemen layanan TIK
melalui pendekatan aspek utama people,
process dan technology melalui penerapan standar ISO 20000 dan implementasi best practice IT Infrastructure Library (ITIL).
Seperti disampaikan pada Prakata, belum
ditemukan dokumentasi secara menyeluruh tentang Service Desk Pusintek pada Subid Layanan Pengguna. Ketika ada
pegawai baru yang masuk akan bingung untuk mulai dari mana mempelajari dan
bekerja di Service Desk. Begitu pula
bagi pegawai lama, umumnya akan kesulitan untuk memberikan informasi lengkap
kepada pegawai baru tentang apa saja yang ada di Service Desk.
Buku
petunjuk teknis ini mencoba menguraikan
secara sistematis hal-hal apa saja yang perlu diketahui, hal-hal yang perlu
dipelajari oleh agent Service Desk sampai dengan bagaimana
memelihara hal-hal tersebut untuk menjadi improvement
berkelanjutan. Terakhir buku ini diharapkan dapat membantu
pelaksanaan fungsi Service Desk dalam mengelola permintaan
layanan dan laporan gangguan TIK.
Fungsi utama Service Desk adalah mengelola permintaan layanan dan gangguan TIK.
Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut pengelolaan Service Desk Pusintek mengacu kepada pendekatan 3 aspek utama dalam
manajemen layanan TIK yakni process,
people dan technology. Dalam
tulisan ini pengelolaan Service Desk
diartikan sebagai segala kegiatan dalam menjalankan fungsi Service Desk untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia. Berikut diuraikan hal-hal yang perlu
diketahui dan dilaksanakan oleh pegawai pada Service Desk.
A. Aspek Proses Service Desk (Process)
Aspek proses dalam pengelolaan Service Desk Pusintek terdiri dari hal-hal yang berkaitan dengan
alur, peran, dan mekanisme dalam mendukung pelaksanaan
tujuan Service Desk, diantaranya sebagai berikut:
1.
Service
Desk dalam Organisasi Pusintek
Dalam struktur organisasi Pusintek, Service
Desk berada pada Subid Layanan Pengguna Bidang Operasional TIK. Untuk lebih
jelasnya dapat melihat pada bagan berikut:
Gambar 1 Struktur Organisasi Pusintek 2015
Manfaat dari mengetahui struktur organisasi antara lain memudahkan dalam
mempelajari tugas fungsi masing-masing unit. Manfaat lain sebagai visualisasi
sederhana lokasi, orang-orang didalamnya dan nomor telpon yang dapat dihubungi.
Pengetahuan mengenai struktur organisasi baik pada level unit esselon I
maupun unit terkeceil esselon IV perlu terus dipelihara oleh Service Desk. Diantaranya dapat
dilakukan melalui akses secara berkala Website kementerian Keuangan (www.kemenkeu.go.id).
2.
Service
Desk dalam organisasi Information
Technology Service Management (ITSM)
Sejak tahun 2006 Pusintek telah
mengadopsi best practice IT Infrastructure Library Version 2. Dalam framework
tersebut Service Desk merupakan fungsi yang terdapat dalam kelompok Service
Support. Yaitu area dalam manajemen layanan TIK yang menggambarkan
bagaimana pengguna dapat memperoleh layanan[1].
Kedudukan Service Desk
dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 2 Organisasi IT
Service Management Pusintek
Referensi ITIL sangat banyak mulai dari materi training sampai dengan
bahan-bahan di internet. Pemahaman proses ITSM sangat diperlukan Service Desk untuk mengetahui
keseluruhan proses dalam pengelolaan layanan TIK Pusintek. Untuk pemahaman
proses ITSM dapat dilakukan melalui training ITIL pada penyedia training maupun
inhouse training oleh Subbidang Bina
Kepatuhan dan Manajemen Resiko (BKMR) Pusintek.
3.
Tugas
dan Fungsi
Memperhatikan uraian jabatan Subid Layanan Pengguna dapat terlihat tugas
dan fungsi Service Desk, sebagai
berikut:
a.
Single
Point of Contact (SPoC);
b.
Mencatat
Laporan Gangguan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
c.
Mencatat
Permintaan Layanan TIK;
d.
Mencatat Perubahan Layanan TIK;
e.
Memantau dan menginformasikan status gangguan, permintaan,
dan perubahan TIK;
f.
Menyediakan informasi, solusi, dan edukasi
kepada pengguna layanan TIK.
Service Desk harus menguasai
apa yang menjadi tugas dan fungsinya dalam organisasi, hal ini penting terutama
untuk memiliah prioritas dalam pekerjaan. Selain itu, dengan mengetahui tugas
dan fungsi, setiap pegawai tau apa yang harus dikerjakan sehingga memiliki
acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4.
Single
Point of Contact (SPOC)
SPOC dapat diartikan Service Desk sebagai titik yang dapat
dihubungi oleh pengguna, kapanpun apabila membutuhkan layanan TIK Pusintek.
Secara sederhana SPOC dapat
diilustrasikan sebagai berikut:
a.
Institusi
X tanpa Service Desk
Beberapa kondisi yang dapat
terjadi pada institusi yang tidak menjalankan fungsi Service Desk,
diantaranya sebagai berikut:
-
Tidak
adanya Single Point of Contact untuk dukungan layanan TI. User bingung,
tidak tahu harus mengubungi kemana untuk mencari solusi permasalahannya
-
Contact yang terjadi adalah PIC based (direct ke personal/Tim Support
dalam institusi TI), dampaknya solusi TI yang muncul tergantung dari kehadiran
PIC tersebut, jika PIC tidak dapat dihubungi maka layanan TI terganggu
-
Akibat contact
langsung ditujukan ke personal/Tim Support dapat menyebabkan gangguan bagi
personal/Tim Support tersebut
-
Informasi
(incident, service request, RFC) tidak terecord dengan baik.
Dampaknya adalah proses penyelesaian terhadap suatu laporan menjadi terhambat.
b.
Institusi
Y dengan Service Desk
Kondisi yang terjadi pada
institusi yang menjalankan fungsi Service Desk, diantaranya sebagai
berikut:
-
Menyediakan
Single Point of Contact untuk dukungan layanan TI. Mengatasi persoalan
kemana User menghubungi untuk mendapat dukungan layanan TI
-
Contact yang terjadi adalah based on customer service atau based on
Service Desk. Informasi yang diberikan lebih terpercaya dan valid
-
Tim support
hanya menerima laporan gangguan/permintaan dari Service Desk sehingga
dapat concern untuk mengerjakan hal-hal yang lebih utama ketimbang permasalahan
operasional yang berulang
-
Informasi
(incident, service request, RFC) terecord dengan baik, berguna bagi
proses berikutnya, knowledge terbentuk dengan baik serta sebagai aset
informasi institusi.
Ilustrasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3 Single Point of Contact
Penting untuk diperhatikan, SPOC utamanya adalah dari sudut pandang User.
Keliru apabila berpandangan, untuk berhubungan dengan User harus melalui Service Desk. Contohnya dalam komunikasi
teknis antara tim IT/Layer 2 ke User. Apabila berpandangan seperti disebutkan
maka tiap kali Layer 2 mengkonfirmasi sesuatu hal kepada User akan dilakukan
oleh Service Desk, padahal banyak hal-hal, teknis misalnya, yang sulit
disampaikan oleh User ke Service Desk
atau sebaliknya. Oleh karena itu dengan sudut pandang SPOC harus melalui Service Desk harus dihapuskan. Apabila
terdapat kebutuhan menghubungi User, silakan untuk menghubungi, apabila
dipandang perlu informasi tersebut dapat di tembuskan ke Service Desk.
5.
Standard
Operating Procedur (SOP)
SOP Service Desk adalah aturan main
dalam setiap aktifitas pemenuhan layanan dan pengelolaan gangguan TIK oleh
setiap pegawai pada Service Desk Pusintek. Berikut antara lain SOP pada Service
Desk Pusintek:
a.
SOP Call Handling
b.
SOP Layanan Informasi
c.
SOP Monitoring Call Handling
d.
SOP Monitoring Tiket
e.
SOP Pembuatan Akun Domain
f.
SOP Pembuatan Email
g.
SOP Penambahan Kuota Mailbox
h.
SOP Pengapusan Akun Domain
i.
SOP Penghapusan Email
j.
SOP Pengubahan Email group
k.
SOP Permintaan Layanan
l.
SOP Penanganan Gangguan
m.
SOP Reset Password Akun Domain
Bagi tiap pegawai Service Desk
wajib untuk menguasai detil SOP yang ada. Contoh pada SOP Call Handling berisi bagaimana standar greeting yang ada di Service
Desk, bagaimana menggali informasi dan bagaimana menangani call yang tidak sesuai dengan
peruntukannya.
6.
Escalation
Point (Layer 2, dst)
Titik Eskalasi (Escalation
Point) adalah sejauhmana dan kemana Service Desk meneruskan laporan
permintaan/gangguan TIK sesuai dengan katalog Layanan yang berlaku.
Terdapat 2 titik eskalasi yaitu:
a.
Incident Management sebagai escalation point untuk
laporan gangguan TIK
b.
Request Fullfilment Team (RFT) per Layanan sesuai dengan Service
Catalog untuk Permintaaan layanan TIK
Pada role
Supervisor diperlukan kordinasi yang intens dengan kordinator masing-masing
role. Oleh karena itu contact masing-masing role pada ITSM harus dimiliki.
B. Aspek Teknologi Service Desk (Technology)
Teknologi adalah
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia[2]. Dalam tulisan ini aspek teknologi dapat
diartikan sebagai hal-hal yang mendukung pencapaian tujuan Service Desk baik berupa system,
perangkat, maupun sarana prasarana pendukung lainnya. Aspek teknologi Service Desk dapat diuraiakan sebagai
berikut:
1.
Ticketing
System
Untuk memudahkan
pencatatan, pemantauan serta proses eskalasi laporan gangguan, permintaan dan
perubahan layanan TIK dibutuhkan suatu sistem pencatatan tiket berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Untuk kebutuhan tersebut, saat ini Service Desk menggunakan aplikasi Sistem
Pengelolaan Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (SiPeLanTIK) berbasis web. Aplikasi tersebut dapat diakses
melalui alamat http://sipelantik.depkeu.go.id\web\.
Sipelantik merupakan system yang dibangun berdasarkan framework IT Infrastructure Library dan
disesuaikan dengan unit kerja Pusintek. Saat ini hamper seluruh role dalam ITIL
telah diakomodasi oleh Sipelantik. Role-role dimaksud adalah Incident Management, Problem Management,
Release management, Configuration Management, Change management dan fungsi Service Desk.
Berikut tampilan depan aplikasi
Sipelantik:
Gambar 4 Aplikasi Sistem Pengelolaan Layanan TIK
(Sipelantik)
Langkah-langkah penggunaan Sipelantik dalam pencatatan tiket tiap laporan
gangguan dan permintaan layanan TIK sangat diperlukan. Untuk tata cara
penggunaan dapat melihat petunjuk operasional penggunaan aplikasi Sipelantik.
2.
System
Telephony
Service Desk Pusintek mengimplementasikan layanan call handling dalam pengelolaan layanan
TIK Kementerian Keuangan. Dalam praktiknya sistem yang digunakan dalam
pengelolaan call handling adalah
Avaya Telephony. Sistem ini didukung Unified
Communication System dengan peralatan Avaya IP Office 500 yang melayani Supervisor dan Agent/Operator. Perangkat tersebut menerima masukan (call) dari sistem PABX di lingkungan
Kementerian Keuangan yang dikelola oleh Biro Umum Setjen Kementerian Keuangan.
Untuk kebutuhan
perangkat telepon tiap agent Service Desk dibekali IP Phone 1608-I Series dan perangkat IP Phone 9620C Series, headset Jabra Series. Perangkat-perangkat tersebut
sekelas dengan perangkat yang digunakan oleh call center seperti Telkomsel dan Bank Mandiri.
Selain kebutuhan
call sederhana, Avaya Telephony
menyediakan suatu dashboard yang
dapat diakses dengan tampilan sebagai berikut:
Gambar 5 Avaya Telephony System
3.
Service
Desk Mail System
Dalam
pengelolaan Service Desk diperlukan
suatu mail system yang dapat
mendukung berbagai kebutuhan minimal seperti berikut:
a.
Mampu menerima
dan membalas email Service Desk;
b.
Mampu memantau
dan memastikan respon time layanan Service Desk kurang
dari 30 menit;
c.
Mampu membagi tugas atau
membagi email yang masuk ke group email servicedesk@kemenkeu.go.id secara merata kepada
masing-masing agent di Service Desk
d.
Mampu mendeteksi adanya
laporan gangguan atau permintaan layanan yang belum terespon;
e.
Mampu mengetahui
produktifitas agent Service Desk;
f.
Dapat mengeluarkan aneka laporan melalui surat elektronik
Paling tidak untuk mail system
dapat mengoptimalkan teknologi yang sudah ada missal Microsoft Outlook. Saat ini tools tersebut sangat mumpuni digunakan
oleh Service Desk untuk melayani
ratusan sampai dengan ribuan email per harinya. Berikut tampilan Microsoft Outlook Service Desk :
Gambar 6 Outlook Mail System
Standar Service Desk adalah
tiap pegawai menggunakan Outlook System
untuk mengakses email. Instalasi, cara penggunaan serta sediti troubleshooting
permasalhan outlook harus dikuasai oleh setiap pegawai di Service Desk.
4.
Ruang Kerja Service
Desk
Ruang kerja nyaman tentu amat diperlukan dalam pelaksanaan proses kerja
di Service Desk. Pencahayaan sesuai,
lantai dengan lapisan karpet untuk meredam suara alas kaki, sekat antara agent yang bertugas untuk menghindari
suara rekan kerja sebelah telah diimplementasikan dalam pengelolaan Service Desk Pusintek.
Tampilan Ruang Kerja Service Desk
Pusintek sebagai berikut:
Gambar 7 Ruang Kerja Service Desk
5. Perangkat
Komputer Agent Service Desk
Perlu juga diperhatikan perangkat yang digunakan oleh tiap-tiap Agent Service Desk. Komputer berkemampuan
tinggi untuk memproses berbagai aplikasi secara bersamaan, monitor dengan layar
besar untuk membuka beberapa windows sekaligus, Office Application, serta aplikasi-aplikasi pendukung lainnya,
seperti avaya telephony, Service Desk Mail System, Ticketing System, Knowledgebase Application,
dan lainnya harus telah terinstal atau ter-record
dalam komputer tersebut.
6. Front Office
Front Office pada Service Desk digunakan untuk mengelola
permintaan layanan/gangguan TIK melalui saluran direct, yakni kunjungan langsung ke Service Desk. Selain itu, saat ini fungsi Front Office digunakan sebagai petugas yang merespon layanan TIK
melalui email. Dalam mekanisme 24x7, pada hari kerja Front Office merupakan representasi fisik keberadaan fungsi Service Desk. Selama jam kerja akan ada
pegawai yang stand by di Front Office untuk memenuhi segala
permintaan layanan TIK.
Berikut tampilan Front Office Service Desk Pusintek:
Gambar 8 Front Office Service Desk Pusintek
7. Ruang
Diskusi
Untuk mengakomodasi kebutuhan sharing
knowledge, rapat, dan briefing diperlukan
ruang tertentu untuk diskusi. Sharing
knowledge dapat dilakukan antar pegawai Service
Desk ataupun dalam rangka edukasi terhadap Pengguna yang datang langsung untuk
bertanya seputar layanan TIK Pusintek.
Tampilan ruang diskusi Service Desk
Pusintek sebagai berikut:
Gambar 9 Ruang Diskusi Service Desk
C. Aspek Sumber Daya Manusia Service Desk (People)
Dalam disiplin ilmu administrasi, Sumber Daya
Manusia (People), merupakan unsur yang
paling berperan dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Aspek
manusia dalam tulisan ini adalah pegawai yang berperan dalam pelaksanaan tugas Service Desk. Aspek-aspek manusia dapat
diuraikan sebagai berikut:
- Role (Manager, Supervisor, Agent)
Role adalah peran yang dijalankan dalam Service Desk. Role di Service Desk
secara umum terbagi dalam 3 kelompok yakni:
a. Manager Service Desk
Manager berperan sebagai penanggung jawab dan kordinator kegiatan Service Desk. Manajer dijabat oleh Kepala Sub Bidang Layanan Pengguna.
b.
Supervisor
(Kordinator Agent/MVP)
Supervisor (di Service Desk Pusintek dikenal dengan
sebutan MVP) dijabat secara bergantian oleh agent
setiap minggu. Uraian peran yang dilakukan MVP adalah sebagai berikut:
1)
Monitoring
Tiket (Service Request dan Incident)
2)
Monitoring
Agent (Availabilitas Agent)
3)
Monitoring
Surat Subbidang Layanan Pengguna
4)
Menyusun
laporan mingguan Service Desk
5)
Memastikan
E-mail dibalas sebelum batas response
time
6)
Memastikan
seluruh permintaan layanan dan pelaporan gangguan ditindaklanjuti dan
diselesaikan sesuai prosedur.
7)
Berkoordinasi
dengan SPV tim Dukungan Teknis terkait incident
c.
Agent
Agent adalah nama yang
disematkan untuk seluruh staf Service
Desk yang bertugas mengelola permintaan dan laporan gangguan layanan TIK
Pusintek. Pembagian role Agent Service
Desk adalah sebagai berikut:
1)
Agent
Layanan SPAN
-
Terjadwal
à 4 agent per hari atau sesuai
kebutuhan
-
Melayani permintaan layanan SPAN melalui email
2)
Agent
Layanan E-performance dan LP2P
-
Terjadwal
à 2 agent per hari atau sesuai
kebutuhan
-
Melayani permintaan layanan e-Performance dan LP2P melalui email
3)
Agent Shift 1
-
Terjadwal
à 2 agent per hari
-
Monitoring
aplikasi dan jaringan di NOC
-
Standby call dan melayani
seluruh email layanan after working
hour (17:00-20:00 WIB)
4)
Front Office
-
Terjadwal
à 2 agent per hari
-
Melayani permintaan layanan dan gangguan TIK
Pusintek melalui email
5)
Pegawai Shift 2
-
Terjadwal
à 1 agent per hari
-
Standby call dan melayani
seluruh email layanan pukul
20:00-07:30 WIB
6) Standby Call
-
Terjadwal
à Jumlah Sisa agent (MVP,
Agent SPAN, Agent e-performance, Agent Shfit 1 dan 2) per hari
-
Standby
call, melayani seluruh call layanan di ruangan Service Desk
-
Membantu penugasan lain apabila diperlukan
seperti Rapat, Dinas Luar,
Diklat/Training, dan Penugasan lain
- Kompetensi Service Desk
Untuk menduduki sebuah formasi pekerjaan,
dalam hal ini Service Desk diperlukan beberapa kompetensi tertentu.
Secara umum terdapat 2 kompetensi utama yang diperlukan yaitu kompetensi Soft
Skill dan Hard Skill.
Untuk soft skill paling tidak
dibutuhkan materi-materi sebagai berikut:
a.
Pembentuk
Service Mindset untuk mendasari sikap dan attitude agent
nantinya dalam megelola layanan Service Desk.
b.
Materi Phone
Courtessy diperlukan untuk melatih Agent dalam menghandle layanan
melalui telepon.
c.
Communication Skill adalah tingkatan lanjutan dalam pengembangan
phone courtesy tiap agent di Service Desk
d.
Stress
Management diperlukan untuk
mengantisipasi kelelahan agent baik secara fisik maupun psikis dalam mengelola
layanan Service Desk.
e.
Dalam interaksi melalui surat dinas dan
surat elektronik diperlukan kemampuan menulis utnuk ditu diperlukan materi Business
Writing untuk Service Desk.
Untuk Kompetensi Hard Skill diantaranya diperlukan materi sebagai berikut
:
a.
Computer Operation, materi yang diberikan dapat berisi
pengoperasian computer dasar, pemanfaatan fitur-fitur pada komputer, penggunaan
Microsoft Office, pemanfaatan internet.
b.
Network
Operation, materi yang diberikan dapat berisi pengetahuan dasar mengenai
bekerja dengan jaringan, training dasar network
(Comptia Network, CCent)
c.
Product Knowledge, materi berupa overview
perangkat (Network, Server, Aplikasi, Security) yang digunakan oleh Pusintek dalam pemenuhan layanan TIK.
Overview knowledge aplikasi yang hosting di DC Kementerian Keuangan.
Untuk penyiapan kompetensi-kompetensi tersebut dapat diatur beberapa
strategi. Utamanya apabila dalam kondisi Service
Desk mendapat tambahan pegawai baru, dapat dilakukan inhouse training
secara mandiri dalam Service Desk.
Caranya adalah dengan membagi dalam beberapa kelompok materi, kemudian membagi
kepada beberapa orang pegawai untuk menyampaikan kepada pegawai baru tersebut
baik dalam format klasikal maupun praktikal.
Mengacu pada pola rotasi DJPBN, yaitu pelaksanaan rotasi kurang lebih 4
tahun sekali, Service Desk dapat menerapkan pola serupa seperti berikut:
a.
Tahun Pertama. Diperuntukan bagi pegawai baru
masuk Service Desk. Pada periode ini,
pegawai baru akan dipersiapkan menjadi Agent
Service Desk melalui metode inhouse
training Service Desk. Secara
klasikal akan diberikan materi-materi sesuai kelompok materi yang telah
disiapkan. Selanjutnya tiap pegawai baru akan di tandemkan dengan pegawai lama
sebagai mentor. Pada fase ini mayoritas aktifitas pegawai baru akan dibantu
oleh mentor tersebut. Fase ini dapat disebut dengan istilah “Ditandem”.
b.
Tahun Kedua. Diperuntukan bagi pegawai tahun
kedua di Service Desk. Pada periode
ini pegawai dapat diberikan tugas sebagai mentor bagi pegawai baru. Tujuannya
adalah untuk mengasah knowledge yang
diterima pada tahun sebelumnya, sekaligus memantapkan pemahaman terhadap
proses-proses di Service Desk. periode ini dapat sebut dengan istilah “Nandem”.
c.
Tahun Ketiga, diperuntukan bagi pegawai tahun
ketiga di Service Desk. Pada periode
ini pegawai telah memiliki pemahaman tinggi terhadap proses di Service Desk
sehingga dapat ditugaskan untuk mengerjakan pekerjaan diluar pekerjaan rutin Service Desk, tentunya tetap fokus pada
pekerjaan di Service Desk. Periode
ini disebut sebagai “Eksplorasi”.
d.
Tahun Keempat, diperuntukan bagi pegawai tahun
keempat di Service Desk. Pada periode
ini pegawai telah memiliki kemampuan Service
Desk juga tambahan pekerjaan-pekerjaan non rutin Service Desk sehingga telah memiliki jam terbang yang cukup tinggi.
Pada tahapan ini Agent, dapat disebut sebagai “Expert”, serta dapat dipilih sebagai opsi untuk rotasi ke role
lainnya untuk penyegaran.
- Jumlah dan ketersediaan Resources
Dalam mengelola Service Desk
ketersediaan resources baik dari sisi kualitas maupun kuantitas sudah
menjadi issu yang hangat untuk selalu diperbincangkan. Dalam waktu-waktu
tertentu (peak session misalnya) dapat tersisa hanya 2 agent stand by
call. Perlu pemikiran out of the box untuk mengurai permasalahan
seperti itu, misalnya pada peak session dapat menambah jumlah agent
di Service Desk berasal dari unit-unit lain di Pusintek. Jam terbang,
tingkat kompetensi yang dimiliki turut mempengaruhi kualitas Agent Service
Desk. Perlu diantisipasi bagaimana cara mengembangkan kompetensi agent
sampai dengan tahapan berkualitas.
D. MVP Day to Day Service Desk Operation
Sebagai
ilustrasi pelaksanaan pekerjaan dalam pengelolaan Service Desk berikut penulis paparkan beberapa kegiatan dalam
kordinasi Supervisor (MVP) sebagai
berikut:
- Monitoring Tiket (Service Request, Normal Change dan Incident)
a. Monitoring
tiket harian (Service Request dan Incident Management)
b. Melakukan
pengecekan status tiket tersebut (minimum 08.00, 10.00, 13.00, dan 16.00 WIB)
c. Pengecekan
tiket dengan query all open Inc/Ser, to
excel, data-sort, private message to each agent.
d. Mengingatkan
Agent untuk merespon tiket (dengan
berbagai Media komunikasi)
e. Melakukan
export data All Open Services dan Incidents dan dikirimkan ke Kasub Layanan
Pengguna pada hari Senin minggu berikutnya. Ã
untuk semua tiket open jangka waktu sampai Jumat pukul 17.00 WIB
- Monitoring Call
a. Monitoring
Availabilitas Agent Service Desk
b. Memastikan
Petugas (SPAN, eperformance, Receptionist, Shift 1 / 2,
c. Jumlah
agent minimal, 3 agent
d. Penggunaan
Avaya Supervisor untuk monitoring
e. Waktu
Operasional Agent (07.30 s.d 17.00)
f. Waktu
Operasional Front Office (07.30 s.d
17.00)
g. Diperhatikan
waktu layanan, waktu sarapan, waktu makan istirahat+makan siang+sholat
- Monitoring Surat
a. Menerima
Surat Masuk Service Desk
b. Melakukan
scan surat dan meletakan pada sharing Folder Service Desk (Folder Surat Masuk)
c. Mengagendakan
surat (menambahkan lembar disposisi, mencatat pada buku agenda Surat Masuk, dan
menyerahkan pada Kasubid Layanan Pengguna)
d. Mencatat
Surat Masuk ke dalam format Excel untuk dicatat progressnya (pencatatan dalam
buku tetap dilakukan)
- Monitoring Email
a. Memastikan
Front Office merespon seluruh email
sesuai dengan kebutuhannya
b. Memastikan
Front Office merespon email <30 menit="" span="">30>
- Sharing mecanism
a. Memastikan
terlaksananya minimal 1 kali Morning
Briefing per minggu (hari jam sesuai kondisi)
b. Waktu
standar Briefing setiap Hari Rabu jam
08.30 s.d 09.00, Doa, mutiara kata/cerita dan update report.
c. Sharing mechanism
by email untuk informasi-informasi yang sifatnya baru (hasil rapat dsb) juga ke
Group hangout Service Desk 2015
- Rapat-rapat.
a. MVP
meng-assign agent untuk mengikuti
kegiatan Rapat
b. MVP
memberikan informasi mengenai rapat kepada agent dan menghimbau agent untuk
menyiapkan materi rapat, memberikan laporan/catatan hasil rapat
c. Rapat
Incidental (PIC tertentu, sesuai kebutuhan)
d. Rapat
Rutin (CAB, SLA) sebaiknya ditentukan agar memudahkan
- Menyampaikan Hot Issue Of The Day (misal incident P1 / P2, atau pending matter di hari terjadinya kejadian) ke Kasub Layanan Pengguna à melalui email directly to Kasub cc Service Desk
- Memastikan Jadwal Release dan Service Desk terupdate pada layar monitoring. Tiap Rabu dan Jumat (kerja sama dengan PIC : Ihsan)
- MVP menyusun laporan mingguan kegiatan dan mengikuti Weekly Meeting (SPV Dukungan Teknis, SVP Problem Management).
- Jadwal Rutin dieksekusi oleh PIC Jadwal, Daily Activity oleh MVP
- Hand Phone operasional SD dipegang oleh petugas S1
- Waktu Operasional SPAN dan Receptionist adalah All Work Day
PENUTUP
Demikian
yang dapat Penulis paparkan mengenai materi Pengelolaan Service
Desk, tentunya terdapat banyak kekurangan
dan kelemahan dalam
tulisan ini.
Penulis banyak berharap para
pembaca yang baik dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya buku ini.
Penulis
berharap
buku Pengelolaan Service Desk
Pusintek ini bukan menjadi buku terakhir dalam khazanah pengembangan Service Desk kemudian. Harapannya
kedepan akan muncul tulisan senada dengan ruang lingkup lebih sempit namun
lebih mendalam untuk membahas tiap-tiap area dalam Service Desk.
Semoga buku ini berguna bagi
penulis, Agent, MVP dan Manager Service Desk pada khususnya serta para pembaca yang baik pada umumnya.
Akhir kata apapun namanya melati tetap harum, dimanapun
berada silaturahmi tetap terbangun, dan tetap berkarya.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, “Teknologi”, diakses 10 Agustus 2015, http://kbbi.web.id/teknologi
Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 414/KMK.01/2011 tentang Kebijakan dan Standar Manajemen Layanan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Area Service Support di
Lingkungan Kementerian Keuangan.
Musda, “Implementasi Service Desk”,
diakses 10 Agustus 2015, http://sepatanpaper.blogspot.co.id/2012/09/implementasi-service-desk.html
Musda, “Implementasi ITIL: Sebuah Upaya Peningkatan Kualitas Layanan TI”,
diakses 10 Agustus 2015, http://sepatanpaper.blogspot.co.id/2012/09/implementasi-itil-sebuah-upaya.html
RCN-IT-004/2015 Rencana Manajemen Layanan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (IT Service Management Plan)
Pusintek
SC-04/IT/2014
Daftar Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Service Catalog)
top
ReplyDeletewaah, tulisan lama ini Boz, skrg udah berubah banyak :) perubahan ke arah yg lebih baik tentunya
ReplyDeleteOutlook Technical Support Phone Number +(1) 866-579-2999 is the spot the clients with the issues propel help concerning thing issue, openness demand and the usage of assistive advancement identified with the angle.
ReplyDelete