Berita pada
kliping dengan judul “Usai Daftar ke KPU, Bupati Cirebon Klaim Keberhasilan
Periodenya”, (taken form https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3807877/usai-daftar-ke-kpu-bupati-cirebon-klaim-keberhasilan-periodenya) antara lain berisi:
- Petahana Bupati Cirebon melakukan pendaftaran ke kantor TPU Cirebon untuk pencalonan bupati periode berikutnya.
- Klaim keberhasilan dibidang infrastruktur, pada tahun 2013 kerusakan infrastruktur jalan mencapai 75%, selama masa jabatan sampai dengan tahun 2018 sudah diperbaiki (dengan hotmix dan beton), di 2018 target 100%.
- Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami peningkatan, sebelumnya di urutan 2 terakhir dari 27 daerah di Jawa Barat. Saat ini IPM Cirebon berada pada urutan 19.
Kondisi Kabupaten Cirebon Saat ini
Kabupaten Cirebon terdiri dari 40 kecamatan, 412 desa dan 12 kelurahan.
Terdapat beberapa sungai besar melintasi kabupaten Cirebon, yakni Sungai Cisanggarung, Sungai Ciwaringin, Sungai Cimanis, Sungai Cipager,
Sungai Kumpul Kuista dan Sungai Jamblang. Sejumlah daerah di wilayah Kota
maupun Kabupaten Cirebon kembali diterjang banjir bandang. Genangan banjir
seukuran dada orang dewasa memasuki rumah-rumah penduduk. Penyebabnya,
intensitas hujan tinggi sejak Sabtu (10/3) malam hingga Minggu (11/3) dini hari
melanda wilayah Cirebon dan sekitarnya. Selain itu, karena luapan daerah aliran
sungai (DAS) dan jebolnya tanggul akibat debit air yang naik drastis. Sepekan
sebelumnya, banjir bandang menerjang wilayah timur Cirebon (WTC).
Kini banjir
bandang yang terjadi hampir merata di sejumlah wilayah di Kota dan Kabupaten
Cirebon. Wilayah Kabupaten Cirebon yang terendam banjir parah di antaranya
terjadi di Kecamatan Gunung Jati, Kecamatan Ciwaringin, Kecamatan Ciledug dan
Kecamata Waled, Kecamatan Kedawung. Sementara di Kota Cirebon, yang paling
parah terjadi di Kecamatan Pekalipan, Kecamatan Kejaksan, Kecamatan Harjamukti.
Menurut kiai yang akrab disapa Kang Wawan ini, selain curah hujan tinggi,
penyebab banjir karena Sungai Ciwaringin meluap. Luapan Sungai Ciwaringin
disebabkan pendangkalan akibat sedimentasi. “Faktor lainnya, sedimentasi
disebabkan sampah yang dibuang warga sembarangan dan tidak adanya normalisasi
sungai.
Selain permasalahan
banjir, terdapat permasalahan sampah yang cukup akut di kabupaten Cirebon.
Banyak sampah menumpuk, tidak tertangani. Mulai yang berada di pinggir jalan,
lahan kosong, maupun bantaran sungai, hingga sampah yang berada di pesisir
pantai. Walaupun pemerintah
daerah belum menyatakan darurat sampah, namun kondisi di lapangan justru
sebaliknya. Saat ini, kondisi satu-satunya TPA yang ada di Kabupaten
Cirebon yakni TPAS Ciledug sudah overload.
Sebagai alternatif dalam kondisi darurat, Pemerintah Kabupaten
Cirebon dapat mengandalkan TPA Gunung Santri, namun Pertama karena memang
banyak penolakan dari warga sekitar, dan yang kedua dari aspek kapasitas TPA
Gunung Santri sudah tidak bisa ditambah lagi, kapasitas yang ada saat ini sudah
sangat maksimal sehingga sangat tidak memungkinkan untuk bisa menampung lebih
banyak lagi sampah. Dan yang ketiga karena memang dalam Perda RTRW kawasan
Gunung Santri tidak termasuk dalam kawasan TPA. Pemkab Cirebon harus mencari
calon lokasi TPA baru dan melakukan pengelolaan sampah dengan efektif.
Kabupaten Cirebon saat
ini masih belum terlepas dari masalah kemiskinan. Dari Potret kemiskinan di
Jawa Barat tahun 2016, ada penurunan di kisaran 8,39 persen, namun saat ini
Kabupaten Cirebon menempati daerah termiskin keempat di Jawa barat.
Kondisi politik kurang
kondusif, diantaranya terlihat dari penolakan Sekretaris Daerah Pemkab Cirebon
saat proses pelantikan menjadi Staf Ahli. (Yayat tiba-tiba mengacungkan
tangannya saat bupati hendak melantik. Dia menegaskan tidak siap untuk
dilantik. "Ini telah melanggar PP Nomor 11/2017 tentang pemberhentian
pejabat tinggi pratama. Oleh karena itu saya mohon izin keluar dari
ruang," kata Yayat di Aula Badan Kepegawaian Pendidikan dan Sumber Daya
Manusia (BKPSDM) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (3/1/2018).)
Empat kondisi diatas
mungkin dapat mewakili kondisi Pemkab Cirebon saat ini, mulai dari permasalahan
lingkungan berupa banjir dan sampah, serta permasalahan kemiskinan dan politik.
Indikator Keberhasilan Pembangunan Kabupaten Cirebon
Pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu
masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin demi mencapai kehidupan yang lebih
baik (Todaro & Smith). Indikator keberhasilan pembangunan
suatu daerah yang utama adalah semakin meningkatnya kesejahteraan penduduk
daerah yang bersangkutan.
Proses pembangunan,
merupakan suatu proses untuk mendapatkan kesejahteraan dalam segala aspek
kehidupan, termasuk kesejahteraan dalam bidang ekonomi, sosial (agama,
pendidikan, kesehatan, budaya), kesejahteraan dalam bidang politik, serta dalam
bidang hukum. Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek
kehidupan masyarakat, yang berlangsung pada level makro dan mikro. Oleh karena
itu, proses pembangunan yang menuju pada perubahan mendasar dilaksanakan tidak
secepat membalikan telapk tangan, pembangunan harus dilakukan terus menerus
agar kekurangan yang dimiliki suatu daerah dapat tertutupi oleh pesatnya
pembangunan yang berjalan.
Untuk memastikan
keberhasilan pembangunan harus melihat Tiga Nilai Inti Pembangunan (Prof.
Goulet) yang terdiri dari:
1. Kecukupan
§
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
§
Kebutuhan dasar meliputi sandang, pangan, papan
§
Keberhasilan pembangunan ekonomi menjadi prasyarat
terpenuhinya nilai ini
2. Harga diri/kemandirian
(self esteem): menjadi manusia seutuhnya
§
Membangun tidaklah berarti menghilangkan kepribadian
3. Kebebasan dari sikap
menghamba: kemampuan untuk memilih
§
Kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh
pengejaran aspek-aspek material semata
Apabila ketiga aspek
tersebut dapat terpenuhi, maka boleh dikatakan suatu proses pembangunan
berhasil dilakukan.
Selain mengacu pada 3
nilai inti pembangunan diatas, pembangunan juga dapat dilihat dari
indikator-indikator lain. Berikut kelima indikator tersebut (Deddy T. Tikson :
2005):
1. Pendapatan perkapita
2. Struktur ekonomi
3. Urbanisasi
4. Angka Tabungan
5. Indeks Kualitas Hidup
6. Indeks Pembangunan
Manusia (Human Development Index)
Pada uraian berita
disebutkan klaim keberhasilan pembangunan dilihat dari keberhasilan dibidang infrastruktur. Pada
tahun 2013 kerusakan infrastruktur jalan mencapai 75%, selama masa jabatan
sampai dengan tahun 2018 sudah diperbaiki (dengan hotmix dan beton), di 2018 target 100%. Lebih tepatnya keberhasilan
memperbaiki infrastuktur jalan dari 75% menjadi 100% ditahun ini. Jika kita
simak lebih jauh, apakah hanya sampai dengan perbaikan yang sudah ada saja
dikatakan berhasil? Jelas tidak, disamping perbaikan yang sudah ada tentu
penambahan jalan-jalan baru juga yang perlu dijelaskan tingkat penyelesaiannya,
berapa kilometer jalan baru dibangun di seluruh area kabupaten Cirebon. Dari
aspek ini belum terlihat bahwa pembangunan dari sisi inftrastruktur jalan
berhasil dilakukan dengan baik. Belum lagi jika kita lihat infrastruktur yang
lain seperti sarana umum berupa taman, gedung sekolah, tempat pembuangan sampah
akhir (TPA)/ Tempat Pembuangan sampah Terpadu (TPST), jembatan, saluran irigasi
dan lainnya.
Khusus dalam pengelolaan sampah dengan
fakta darurat sampah yang terjadi di kabupaten cirebon ditandai dengan
penumpukan sampah pada beberapa lokasi dan diketahui bersama TPA Ciledug sudah
tidak memadai kapasitasnya. Perlu terobosan untuk menyelesaikan permasalahan
sampah, diantaranya melalui pengelolaan sampah terpadu, mulai dari pengumpulan
dan penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan/penghapusan sampah. Termasuk juga
dalam pengelolaan sampah adalah adanya program perubahan pandangan masyarakat
terhadap sampah dan lingkungan hidup, optimalisasi sumber daya pengelola sampah
mulai dari personil hingga sarana yang digunakan, optimalisasi pemberdayaan
masyarakat melalu program 3R (Reuse,
Reduce, Recycle), serta adanya inovasi dan inisiatif pemerintah untuk
membangun tempat pembuangan sampah akhir atau tempat pembuangan sampah terpadu.
Selain itu, dalam pengendalian banjir
juga diperlukan langkah-langkah konkrit seperti pengecekan dan pembangunan
tanggul-tanggul sisi sungai, pelaksanaan pengerukan dan normalisasi sungai,
serta pelaksanaan edukasi dan pengendalian banjir dengan partisipasi
masyarakat.
Klaim berikutnya mengenai peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), sebelumnya di urutan 2 terakhir dari 27 daerah di
Jawa Barat. Saat ini IPM Cirebon berada pada urutan 19. Terdapat tiga indikator utama yang dijadikan alat ukur IPM yaitu
kesehatan, pendidikan dan daya beli. Capaian Nilai IPM diklasifikasikan menjadi
beberapa kategori :
§
IPM ≥ 80 = Sangat Tinggi
§
70 ≤ IPM < 80 = Tinggi
§
60 ≤ IPM <70 sedang="" span="">70>
§
IPM ≥ 60 = Rendah
Nilai IPM Pemkab Cirebon adalah 66,49%,
jika dibandingkan secara keseluruhan dengan nilai IPM Provinsi Jawa barat (70,17
%) angkanya jauh tertinggal. Berdasar kategori diatas predikat yang diperoleh
adalah sedang. Dengan fakta tersebut rasa-rasanya klaim keberhasilan melalui
capaian IPM masih jauh terwujud.
Selanjutnya pada masalah kemiskinan yang
saat ini menempati daerah termiskin keempat di
Jawa barat walaupun terdapat klaim penurunan tingkat kemiskinan di kisaran 8,39
persen. Perlu diperhatikan bahwa angka kemiskinan sebesar 14,41% masih tergolong
tinggi jika melihat target angka
kemiskinan nasional di tahun 2018 sebesar 9,5 hingga 10 persen. Perlu adanya
pengelolaan akses faktor-faktor ekonomi kepada masyarakat lebih luas sehingga
dapat digunakan oleh masyaratat kelas mengah ke bawah.
Lebih rinci mengenai indikator pembangunan dapat dilihat pada gambar 1
berikut.
Gambar 1 Indikator Pembangunan
Kabupaten Cirebon
Berdasarkan uraian diatas dengan melihat
kondisi saat ini yang masih terjadi permasalahan seperti banjir, sampah,
kemiskinan dan politik tidak kondusif sulit unutk menilai bahwa pembangunan di
kabupaten Cirebon berhasil dan dinikmati oleh seluruh masyarakat kabupaten
Cirebon.
Referensi
Bappeda Cirebon: Pencapaian Indikator Kinerja Daerah
Pemerintah Kabupaten Cirebon Tahun 2012-2016: Cirebon: 2016
Cirebon Banjir Bandang
Lagi, Warga Pertanyakan Kinerja Pemerintah, http://www.radarcirebon.com/cirebon-banjir-bandang-lagi-warga-pertanyakan-kinerja-pemerintah.html online diakses 12
Maret 2018
Waspada, TPA Ciledug
Overload Sampah, http://www.radarcirebon.com/waspada-tpa-ciledug-overload-sampah.html online diakses 12
Maret 2018
Tingkat Kemiskinan
Masyarakat Kabupaten Cirebon Ada di Peringkat Keempat dari Bawah di Jabar, http://jabar.tribunnews.com/2018/02/01/tingkat-kemiskinan-masyarakat-kabupaten-cirebon-ada-di-peringkat-keempat-dari-bawah-di-jabar online diakses 12
Maret 2018
Tolak Jadi Staf Ahli,
Sekda Cirebon Keluar Ruang Pelantikan, https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3796925/tolak-jadi-staf-ahli-sekda-cirebon-keluar-ruang-pelantikan online diakses 13
Maret 2018
Deddy T. Tikson. 2005.
Indikator-indikator Pembangunan Ekonomi. http://ecozon.html. Diakses pada:
Senin, 18 April 2011. https://bappedalitbang.bulelengkab.go.id/artikel/teori-dan-indikator-pembangunan-12 online
diakses 13 Maret 2018
No comments:
Post a Comment