Tuesday, March 13, 2018

Ulasan Kliping Berita ”Klaim Keberhasilan Pembangunan Kabupaten Cirebon”


Berita pada kliping dengan judul “Usai Daftar ke KPU, Bupati Cirebon Klaim Keberhasilan Periodenya”, (taken form https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3807877/usai-daftar-ke-kpu-bupati-cirebon-klaim-keberhasilan-periodenya) antara lain berisi:
  • Petahana Bupati Cirebon melakukan pendaftaran ke kantor TPU Cirebon untuk pencalonan bupati periode berikutnya.
  • Klaim keberhasilan dibidang infrastruktur, pada tahun 2013 kerusakan infrastruktur jalan mencapai 75%, selama masa jabatan sampai dengan tahun 2018 sudah diperbaiki (dengan hotmix dan beton), di 2018 target 100%.
  • Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami peningkatan, sebelumnya di urutan 2 terakhir dari 27 daerah di Jawa Barat. Saat ini IPM Cirebon berada pada urutan 19.

Kondisi Kabupaten Cirebon Saat ini

Kabupaten Cirebon terdiri dari 40 kecamatan, 412 desa dan 12 kelurahan. Terdapat beberapa sungai besar melintasi kabupaten Cirebon, yakni  Sungai Cisanggarung, Sungai  Ciwaringin, Sungai Cimanis, Sungai Cipager, Sungai Kumpul Kuista dan Sungai Jamblang. Sejumlah daerah di wilayah Kota maupun Kabupaten Cirebon kembali diterjang banjir bandang. Genangan banjir seukuran dada orang dewasa memasuki rumah-rumah penduduk. Penyebabnya, intensitas hujan tinggi sejak Sabtu (10/3) malam hingga Minggu (11/3) dini hari melanda wilayah Cirebon dan sekitarnya. Selain itu, karena luapan daerah aliran sungai (DAS) dan jebolnya tanggul akibat debit air yang naik drastis. Sepekan sebelumnya, banjir bandang menerjang wilayah timur Cirebon (WTC).

 Kini banjir bandang yang terjadi hampir merata di sejumlah wilayah di Kota dan Kabupaten Cirebon. Wilayah Kabupaten Cirebon yang terendam banjir parah di antaranya terjadi di Kecamatan Gunung Jati, Kecamatan Ciwaringin, Kecamatan Ciledug dan Kecamata Waled, Kecamatan Kedawung. Sementara di Kota Cirebon, yang paling parah terjadi di Kecamatan Pekalipan, Kecamatan Kejaksan, Kecamatan Harjamukti. Menurut kiai yang akrab disapa Kang Wawan ini, selain curah hujan tinggi, penyebab banjir karena Sungai Ciwaringin meluap. Luapan Sungai Ciwaringin disebabkan pendangkalan akibat sedimentasi. “Faktor lainnya, sedimentasi disebabkan sampah yang dibuang warga sembarangan dan tidak adanya normalisasi sungai.
Selain permasalahan banjir, terdapat permasalahan sampah yang cukup akut di kabupaten Cirebon. Banyak sampah menumpuk, tidak tertangani. Mulai yang berada di pinggir jalan, lahan kosong, maupun bantaran sungai, hingga sampah yang berada di pesisir pantai. Walaupun pemerintah daerah belum menyatakan darurat sampah, namun kondisi di lapangan justru sebaliknya. Saat ini, kondisi satu-satunya TPA yang ada di Kabupaten Cirebon yakni TPAS Ciledug sudah overload. Sebagai alternatif dalam kondisi darurat, Pemerintah Kabupaten Cirebon dapat mengandalkan TPA Gunung Santri, namun Pertama karena memang banyak penolakan dari warga sekitar, dan yang kedua dari aspek kapasitas TPA Gunung Santri sudah tidak bisa ditambah lagi, kapasitas yang ada saat ini sudah sangat maksimal sehingga sangat tidak memungkinkan untuk bisa menampung lebih banyak lagi sampah. Dan yang ketiga karena memang dalam Perda RTRW kawasan Gunung Santri tidak termasuk dalam kawasan TPA. Pemkab Cirebon harus mencari calon lokasi TPA baru dan melakukan pengelolaan sampah dengan efektif.
Kabupaten Cirebon saat ini masih belum terlepas dari masalah kemiskinan. Dari Potret kemiskinan di Jawa Barat tahun 2016, ada penurunan di kisaran 8,39 persen, namun saat ini Kabupaten Cirebon menempati daerah termiskin keempat di Jawa barat.
Kondisi politik kurang kondusif, diantaranya terlihat dari penolakan Sekretaris Daerah Pemkab Cirebon saat proses pelantikan menjadi Staf Ahli. (Yayat tiba-tiba mengacungkan tangannya saat bupati hendak melantik. Dia menegaskan tidak siap untuk dilantik. "Ini telah melanggar PP Nomor 11/2017 tentang pemberhentian pejabat tinggi pratama. Oleh karena itu saya mohon izin keluar dari ruang," kata Yayat di Aula Badan Kepegawaian Pendidikan dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (3/1/2018).)
Empat kondisi diatas mungkin dapat mewakili kondisi Pemkab Cirebon saat ini, mulai dari permasalahan lingkungan berupa banjir dan sampah, serta permasalahan kemiskinan dan politik.

Indikator Keberhasilan Pembangunan Kabupaten Cirebon

Pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin demi mencapai kehidupan yang lebih baik (Todaro & Smith). Indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah yang utama adalah semakin meningkatnya kesejahteraan penduduk daerah yang bersangkutan.
Proses pembangunan, merupakan suatu proses untuk mendapatkan kesejahteraan dalam segala aspek kehidupan, termasuk kesejahteraan dalam bidang ekonomi, sosial (agama, pendidikan, kesehatan, budaya), kesejahteraan dalam bidang politik, serta dalam bidang hukum. Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, yang berlangsung pada level makro dan mikro. Oleh karena itu, proses pembangunan yang menuju pada perubahan mendasar dilaksanakan tidak secepat membalikan telapk tangan, pembangunan harus dilakukan terus menerus agar kekurangan yang dimiliki suatu daerah dapat tertutupi oleh pesatnya pembangunan yang berjalan.
Untuk memastikan keberhasilan pembangunan harus melihat Tiga Nilai Inti Pembangunan (Prof. Goulet) yang terdiri dari:
1.  Kecukupan
§ Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
§ Kebutuhan dasar meliputi sandang, pangan, papan
§ Keberhasilan pembangunan ekonomi menjadi prasyarat terpenuhinya nilai ini       
2.  Harga diri/kemandirian (self esteem): menjadi manusia seutuhnya
§ Membangun tidaklah berarti menghilangkan kepribadian      
3.  Kebebasan dari sikap menghamba: kemampuan untuk memilih
§ Kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh pengejaran aspek-aspek material semata
Apabila ketiga aspek tersebut dapat terpenuhi, maka boleh dikatakan suatu proses pembangunan berhasil dilakukan.
Selain mengacu pada 3 nilai inti pembangunan diatas, pembangunan juga dapat dilihat dari indikator-indikator lain. Berikut kelima indikator tersebut (Deddy T. Tikson : 2005):
1.  Pendapatan perkapita
2.  Struktur ekonomi
3.  Urbanisasi
4.  Angka Tabungan
5.  Indeks Kualitas Hidup
6.  Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
Pada uraian berita disebutkan klaim keberhasilan pembangunan dilihat dari keberhasilan dibidang infrastruktur. Pada tahun 2013 kerusakan infrastruktur jalan mencapai 75%, selama masa jabatan sampai dengan tahun 2018 sudah diperbaiki (dengan hotmix dan beton), di 2018 target 100%. Lebih tepatnya keberhasilan memperbaiki infrastuktur jalan dari 75% menjadi 100% ditahun ini. Jika kita simak lebih jauh, apakah hanya sampai dengan perbaikan yang sudah ada saja dikatakan berhasil? Jelas tidak, disamping perbaikan yang sudah ada tentu penambahan jalan-jalan baru juga yang perlu dijelaskan tingkat penyelesaiannya, berapa kilometer jalan baru dibangun di seluruh area kabupaten Cirebon. Dari aspek ini belum terlihat bahwa pembangunan dari sisi inftrastruktur jalan berhasil dilakukan dengan baik. Belum lagi jika kita lihat infrastruktur yang lain seperti sarana umum berupa taman, gedung sekolah, tempat pembuangan sampah akhir (TPA)/ Tempat Pembuangan sampah Terpadu (TPST), jembatan, saluran irigasi dan lainnya.
Khusus dalam pengelolaan sampah dengan fakta darurat sampah yang terjadi di kabupaten cirebon ditandai dengan penumpukan sampah pada beberapa lokasi dan diketahui bersama TPA Ciledug sudah tidak memadai kapasitasnya. Perlu terobosan untuk menyelesaikan permasalahan sampah, diantaranya melalui pengelolaan sampah terpadu, mulai dari pengumpulan dan penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan/penghapusan sampah. Termasuk juga dalam pengelolaan sampah adalah adanya program perubahan pandangan masyarakat terhadap sampah dan lingkungan hidup, optimalisasi sumber daya pengelola sampah mulai dari personil hingga sarana yang digunakan, optimalisasi pemberdayaan masyarakat melalu program 3R (Reuse, Reduce, Recycle), serta adanya inovasi dan inisiatif pemerintah untuk membangun tempat pembuangan sampah akhir atau tempat pembuangan sampah terpadu.
Selain itu, dalam pengendalian banjir juga diperlukan langkah-langkah konkrit seperti pengecekan dan pembangunan tanggul-tanggul sisi sungai, pelaksanaan pengerukan dan normalisasi sungai, serta pelaksanaan edukasi dan pengendalian banjir dengan partisipasi masyarakat.
Klaim berikutnya mengenai peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sebelumnya di urutan 2 terakhir dari 27 daerah di Jawa Barat. Saat ini IPM Cirebon berada pada urutan 19. Terdapat tiga indikator utama yang dijadikan alat ukur IPM yaitu kesehatan, pendidikan dan daya beli. Capaian Nilai IPM diklasifikasikan menjadi beberapa kategori :
§  IPM ≥ 80 = Sangat Tinggi
§  70 ≤ IPM < 80 = Tinggi
§  60 ≤ IPM <70 sedang="" span="">
§  IPM ≥ 60 = Rendah
Nilai IPM Pemkab Cirebon adalah 66,49%, jika dibandingkan secara keseluruhan dengan nilai IPM Provinsi Jawa barat (70,17 %) angkanya jauh tertinggal. Berdasar kategori diatas predikat yang diperoleh adalah sedang. Dengan fakta tersebut rasa-rasanya klaim keberhasilan melalui capaian IPM masih jauh terwujud.
Selanjutnya pada masalah kemiskinan yang saat ini menempati daerah termiskin keempat di Jawa barat walaupun terdapat klaim penurunan tingkat kemiskinan di kisaran 8,39 persen. Perlu diperhatikan bahwa angka kemiskinan sebesar 14,41% masih tergolong tinggi jika melihat target angka kemiskinan nasional di tahun 2018 sebesar 9,5 hingga 10 persen. Perlu adanya pengelolaan akses faktor-faktor ekonomi kepada masyarakat lebih luas sehingga dapat digunakan oleh masyaratat kelas mengah ke bawah.

Lebih rinci mengenai indikator pembangunan dapat dilihat pada gambar 1 berikut.  

Gambar 1 Indikator Pembangunan Kabupaten Cirebon
Berdasarkan uraian diatas dengan melihat kondisi saat ini yang masih terjadi permasalahan seperti banjir, sampah, kemiskinan dan politik tidak kondusif sulit unutk menilai bahwa pembangunan di kabupaten Cirebon berhasil dan dinikmati oleh seluruh masyarakat kabupaten Cirebon.

 Referensi

Bappeda Cirebon: Pencapaian Indikator Kinerja Daerah Pemerintah Kabupaten Cirebon Tahun 2012-2016: Cirebon: 2016
Cirebon Banjir Bandang Lagi, Warga Pertanyakan Kinerja Pemerintah, http://www.radarcirebon.com/cirebon-banjir-bandang-lagi-warga-pertanyakan-kinerja-pemerintah.html online diakses 12 Maret 2018
Waspada, TPA Ciledug Overload Sampah, http://www.radarcirebon.com/waspada-tpa-ciledug-overload-sampah.html online diakses 12 Maret 2018
Tingkat Kemiskinan Masyarakat Kabupaten Cirebon Ada di Peringkat Keempat dari Bawah di Jabar, http://jabar.tribunnews.com/2018/02/01/tingkat-kemiskinan-masyarakat-kabupaten-cirebon-ada-di-peringkat-keempat-dari-bawah-di-jabar online diakses 12 Maret 2018
Tolak Jadi Staf Ahli, Sekda Cirebon Keluar Ruang Pelantikan, https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3796925/tolak-jadi-staf-ahli-sekda-cirebon-keluar-ruang-pelantikan online diakses 13 Maret 2018
Deddy T. Tikson. 2005. Indikator-indikator Pembangunan Ekonomi. http://ecozon.html. Diakses pada: Senin, 18 April 2011. https://bappedalitbang.bulelengkab.go.id/artikel/teori-dan-indikator-pembangunan-12 online diakses 13 Maret 2018

No comments:

Post a Comment