Wednesday, May 22, 2019

QA Kinerja

1.  Penjelasan mengenai indikator kinerja.
a.    Indikator Efisiensi
Indikator efisiensi adalah Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). Di dalam Adiwarman A. Karim (2006), dibahasakan bahwa ”Efficient is doing the things right”, yang berarti bahwa melakukan segala hal dengan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Menurut Dinc dan Haynes (1999) (dalam Komaryatin, Nurul: 2006), efisiensi merupakan kriteria dalam menentukan seberapa besar input yangdigunakan untuk menghasilkan output yang diinginkan. Efisiensi artinya melaksanakan dan menghasilkan segala sesuatu dengan tepat, serta efisien juga merupakan perbandingan antara sumber-sumber yang digunakan dengan output yang dihasilkan (Kurtz dan Boone, 1984).
Steers, Ungson dan Mowday (1985), mendefinisikan bahwa Efisiensi adalah sebuah ukuran akan seberapa besar dan seberapa banyak masukan (input) seperti bahan mentah, modal, dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untukmencapai hasil yang ditargetkan, seperti memenuhi tingkat produksi tertentu.
Indikator efisiensi merupakan ukuran terhadap hubungan antara input dengan output untuk suatu waktu tertentu. Terdapat beberapa persfektif untuk mengukur efisiensi, yaitu:
  • Input berkurang dan output meningkat
  • Input tetap dan output meningkat
  • Input meningkat tetapi output meningkat lebih besar dari input
  • Output tetap tetapi input berkurang
  • Output berkurang tetapi input berkurang lebih besar dari output

Contoh Efisiensi:
Pada Sebuah perusahaan X di berlakukan aturan jadwal masuk kerja jam 09.00 WIB. Bagian managemen menugaskan 2 karyawannya untuk menuntaskan laporan hasil kerja dan pekerjaan rutin lainnya dalam ruang lingkup yang sama. 2 karyawan ini mempunyai jarak yang sama yaitu 5 km untuk menempuh perjalanan ke perusahaan X menggunakan kendaraan dinas perusahaan.
Karyawan yang bernama Syaref datang lebih cepat yaitu sekitar jam 07.45. Dan ia telah menyelesaikan laporan hasil kerjanya pekerjaan rutin tiap hari serta ia juga telah membaca koran, berbincang dengan rekan kerja yang lain (bersosialisasi) dan telah membuat rencana kerja
Karyawan yang bernama putra datang tepat waktu dan ia telah menyelesaikan laporan hasil kerjanya dan pekerjaan rutin tiap harinya.
Pembahasan:
Managemen waktu adalah hal yang penting pada efsiensi kerja. Karyawan yang bernama syaref bekerja lebih efisiensi dari putra karena selain menyelesaikan tugas pokoknya. Ia juga dapat berinteraksi dan membuat rencana kerja esok. Syaref merupakan karyawan yang memanfaatkan waktu dilihat dari jam ia masuk kerja dan cara ia menghasilkan pekerjaannya dan hal lain yang dilakukan selama ia berada di kantor. Padahal diantara syaref dan Putra memiliki jarak tempuh dan kendaraan perusahaan yang sama.
b.  Indikator Kualitas
Kualitas dapat diartikan sebagai taraf/tingkat baik buruknya / derajat sesuatu. Menurut Wungu dan Brotoharsojo (2003:57) kualitas dinyatakan dalam suatu ukuran yang dapat dipadankan dengan angka. Menurut Soewarso Hardjosudarmo kualitas adalah penilaian customer yang sifatnya subyektif yang ditentukan oleh persepsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu.
Bitner dan Zeithaml (dalam Riorini, 2004:22) menyatakan untuk dapat meningkatkan performance quality (kualitas kerja) ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan memberikan pelatihan atau training, memberikan insentive atau bonus dan mengaplikasikan atau menerapkan teknologi yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Sunu (dalam Flippo, 1995:91) menyatakan bahwa penting untuk menciptakan lingkungan untuk meningkatkan kualitas kerja, yaitu:
1.  Tanggung jawab dan kepentingan pimpinan untuk menciptakan lingkungan peningkatan kualitas.
2.  Nilai, sikap dan perilaku yang disetujui bersama diperlukan untuk meningkatkan mutu.
3.  Sasaran peningkatan kualitas yang diterapkan oleh organisasi.
4.  Komunikasi terbuka dan kerja sama tim baik.
5.  Pengakuan dapat mendorong tindakan yang sesuai dengan nilai, sikap dan perilaku untuk meningkatkan mutu.
Agar lebih mudah memahami kualitas kinerja dalam sebuah organisasi, perusahaan, ataupun instansi, berikut ini beberapa contoh/ciri karyawan atau pegawai yang menunjukkan kualitas kerja:
1.    Menjalani tugas dengan baik
Salah satu ciri utama pegawai berkualitas adalah memahami peran dan tanggungjawabnya di sebuah perusahaan. Selain itu mampu menciptakan daya saing yang baik melalui hasil kerjanya.
2.    Produktif
Memprioritaskan pekerjaan dan mengelola waktu dengan baik dan menyesuaikan dengan kebutuhan.
3.    Berorientasi pada target
Setiap orang harus berkontribusi pada target organisasi.
Contoh kualitas adalah pekerjaan yang memenuhi kriteria-kriteria diatas. Anggaran yang realisasi 100% segala output dan putcome tercapai juga merupakan contoh kinerja anggaran yang berkualitas.
Referensi:
http://anggunkasturi.blogspot.com/2012/12/catatan-hari-ini.html
Flippo, Edwin B, 1995, Manajemen Personalia, Edisi VI, PT. Erlangga, Jakarta.
http://vinspirations.blogspot.com/2009/11/definisi-kualitas-kerja.html
Karim, Adiwarman. 2006. Bank Islam-Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Komaryatin, Nurul. 2006. Analisis Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks.Karisidenan Pati. Tesis S2 Pasca Sarjana Uniiversitas Diponegoro
Steers, Richard M., Ungson, Gerardo R., Mowday, Richard T., 1985 Managing effective organizations : an introduction, Boston, Mass. : Kent Pub

2.  Penjelasan mengenai Outcome Strategis dan Outcome sebagai Keluaran Program
a.  Outcome Strategis
Merupakan ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan, atau kepentingan umum lainnya yang dinilai oleh pencapaian kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan. Pada umumnya indikator outcome strategis tidak bisa terukur dalam waktu dekat dan hasil pengukurannya akan lebih baik jika dilakukan oleh pihak pengguna layanan. Secara sederhana dapat dikatakan merupakan hasil dalam jangka panjang dan lebih luas efeknya.
Contoh: Penggunaan dana desa pada kampung pelangi di kota Tual Provinsi Maluku. Ceritanya ada sebuah desa, teparnya perumahan nelayan, kumuh, jorok, minim fasilitas, sanitasi tidak bagus dll. Melalui program warga memanfaatkan dana desa, desa tersebut disulap menjadi desa yang indah, warna warni, pendek kata bisa menjadi destinasi wisata bagi masyarakat baik lokal maupun internasional.
b.  Outcome sebagai Keluaran Program
Outcome ini dapat diartikan sebagai suatu keluaran yang dapat langsung digunakan atau hasil nyata dari suatu keluaran. Atau segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) dari kegiatan-kegiatan dalam suatu program.
Misalnya:
1.  Efek jangka panjang dari proses pendidikan misalnya penerimaan di pendidikan lebih lanjut, prestasi dan pelatihan berikutnya, kesempatan kerja, penghasilan serta prestise lebih lanjut (Lauren Kaluge,2000)
2.  Respon partisipan terhadap pelayanan yang diberikan dalam suatu program (Margaret C, Martha Taylor dan Michael Hendricks,2002); atau
3.  Dampak, manfaat, harapan perubahan dari sebuah kegiatan atau pelayanan suatu program (NEA, 2000).

c.   Kontribusi Output pada Outcome Strategis
Outcome merupakan dampak jangka pendek (sebagai keluaran) dan panjang (sebagai startegis) dari output, baik dampak bagi individu maupun masyarakat. Outcome dalam bentuknya yang strategis dari contoh pembangunan desa pelangi di Tual adalah mengubah prilaku masyarakat dari kehidupan marjinal ke kehidupan yang lebih baik. Hal ini terlihat dari pola prilaku masyarakat yang sebelumnya cenderung tidak peduli dengan lingkungan menjadi lebih peduli..
d.  Kontribusi Output pada Outcome sebagai Keluaran Program
Output berkonstribusi kepada Outcome sebagai keluaran program. Contohnya penggunaan dana desa unutk pembangunan di wilayah pedesaan. Output yang dirasakan oleh masyarakat yang bersifat keluaran program misalnya pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Apabila berjalan dengan baik, manfaatnya akan terasa pada tahun-tahun mendatang.
Referensi:
-       Kaluge, Lauren. 2003. Sendi-sendi Manajemen Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press.
-       http://syamsulnani.blogspot.com/2014/11/perbedaan-output-dan-outcome.html
3.  Penjelasan mengenai ADIK dan KRISNA
a.  Penjelasan ADIK dan KRISNA
ADIK (arsitektur dan Informasi Kinerja) adalah sebuah paradigma dalam proses penyusunan rencana anggaran sebagai upaya penyempurnaan dari penerapan prinsip Penganggaran Berbasis Kinerja (performace based budgeting), yang memberikan gambaran ringkas dan jelas mengenai keterkaitan hubungan logis antara sumber daya (input) yang digunakan, kegiatan yang dilaksanakan, keluaran (output) yang dihasilkan, serta manfaat (outcome) yang diharapkan berdasarkan indikator yang terukur. Pada tahun 2014 dan 2015, Kemenkeu (DJA) melakukan inisiasi penyempurnaan penerapan sistem PBK yang diawali dengan penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam dokumen penganggaran. Selanjutnya dilakukan penguatan dan penajaman informasi kinerja yang semakin jelas, relevan, dan terukur. Arsitektur kinerja dalam RKA-KL yang semula berdasarkan struktur organisasi diubah menjadi berbasis pada hasil (outcome). Metodenya menggunakan pendekatan kerangka logika (logic model) yang membentuk keterkaitan logis antara outcome, output, aktivitas, dan input, serta indikator dan target untuk masing-masing outcome dan output
KRISNA (Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran) adalah sistem aplikasi untuk mendukung proses perencanaan, penganggaran, serta pelaporan informasi kinerja sebagai upaya sinkronisasi antara proses perencanaan dan proses penganggaran dalam pembangunan nasional dengan tujuan memperkuat proses penyusunan rencana dan anggaran serta pengendalian pencapaian sasaran pembangunan. merupakan integrasi antara 3 (tiga) Kementerian, yaitu Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian PAN RB yang dituangkan dalam bentuk sistem aplikasi untuk mendukung proses perencanaan, penganggaran, serta pelaporan informasi kinerja.
Aplikasi KRISNA digunakan dalam proses penyusunan Renja K/L Tahun 2018 yang selanjutnya akan menjadi referensi bagi RKA KL.
Aplikasi ini bersifat real-time, berbasis web, online, serta dapat diakses melalui perangkat elektronik (PC, Laptop, Tablet, dan Smartphone) yang terhubung dengan fasilitas internet.
Aplikasi ini memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:
§ Sebagai alat bantu bagi Kementerian/Lembaga dalam proses penyusunan (input dan update) Rencana Kerja Kementerian/Lembaga;
§ Sebagai alat bantu untuk melakukan pengecekan dan validasi terhadap data dan informasi dalam Rancangan Renja K/L bagi Kementerian PPN/Bappenas dan DJA Kementerian Keuangan yang menjadi mitra kerja Kementerian/Lembaga; dan
§ Sebagai referensi untuk RKA KL Kementerian Keuangan dan penilaian kinerja Kementerian PAN RB.
b.  Peran ADIK dan KRISNA dalam menjaga Kedisplinan Anggaran
Krisna dan ADIK memastikan program dan kegiatan yang diajukan Kementerian/Lembaga sebagaimana tertuang dan RKA-K/L telah searah dengan sasaran pembangunan nasional sesuai dengan visi dan misi presiden yang dituangkan dalam RPJMN dan RKP serta sesuai dengan Renja K/L, disusun dengan kaidah-kaidah penganggaran berdasarkan prinsip efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas dengan indikator kinerja yang jelas, relevan dan terukur baik pada level input, output, maupun outcome.
Referensi:
-   PMK Nomor 136/PMK.02/2014 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
-   Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan Dan Penganggaran Pembangunan Nasional
-   Buletin Kinerja Edisi xxx/2016, Kementerian Keuangan.

4.  Kesesuaian dengan standar akuntansi maksudnya adalah kesesuaian proses pelaksanaan audit dan proses penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). SAP merupakan acuan yang harus digunakan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah.  Didalamnya terdapat prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah yang telah ditentukan berdasarkan aturan yang berlaku. Dengan digunakannya SAP, diharapkan akan adanya transparansi, partisipasi dan akuntabilitas pengelolaan keuangn negara guna mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance).
Contoh kepatuhan terhadap SAP adalah pembuatan laporan keuangan pemerintah menjadi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kepatuhan terhadap peratutan perundangan adalah kepatuhan auditor dalam proses pelaksanaan audit dan kepatuhan instansi dalam proses penyusunan laporan keuangan. Bentuk kepatuhan penyusunan laporan keuangan termasuk proses perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, hingga proses monitoring dan evaluasi. Sedangkan kepatuhan dalam proses audit adalah bagaimana auditor cermat terhadap peraturan-peraturan dalam pelaksanaan audit.
Dasar yuridis menjadi mandat yang diberikan oleh konstitusi dengan dasar peraturan perundangan di dalam menjalankan misi organisasi sektor publik sehingga dasar hukum menjadi karakteristik dalam organisasi sektor publik. Dasar hukum ini menjadi prinsip dasar di dalam rules based pada akuntansi dan pemeriksaan keuangan negara dan sifatnya inherent dalam tata kelola keuangan negara. Karena mandat kelembagaan negara didasari oleh Undang-Undang Dasar dan peraturan perundangan yang mengatur misi yang diberikan dalam memberikan pelayanan publik.
Terdapat beberapa peraturan perundangan pokok yang dapat digunakan sebagai instrumen kepatuhan antara lain:
§  UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
§  UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
§  UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
§  Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
§  Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Contoh kepatuhan terhadap Perundangan antaralain penetapan kriteria Opini yang diberikan untuk menilai kewajaran laporan keuangan pemerintah memperhatikan UU Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Referensi:
-       UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara



1 comment:

  1. Do you realize there is a 12 word sentence you can communicate to your man... that will induce deep emotions of love and impulsive attraction to you deep within his heart?

    That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, look after and guard you with all his heart...

    12 Words Who Fuel A Man's Love Impulse

    This impulse is so hardwired into a man's brain that it will make him try better than ever before to make your relationship as strong as it can be.

    Matter-of-fact, fueling this all-powerful impulse is absolutely binding to having the best ever relationship with your man that the moment you send your man one of these "Secret Signals"...

    ...You will soon notice him expose his mind and soul for you in such a way he haven't expressed before and he'll distinguish you as the one and only woman in the world who has ever truly attracted him.

    ReplyDelete