1.
Penjelasan mengenai indikator kinerja.
a.
Indikator Efisiensi
Indikator efisiensi adalah Pengukuran
efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang
dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan
operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja
tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang
serendah-rendahnya (spending well). Di
dalam Adiwarman A. Karim (2006), dibahasakan bahwa ”Efficient is doing the things right”, yang berarti bahwa melakukan
segala hal dengan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Menurut Dinc dan Haynes
(1999) (dalam Komaryatin, Nurul: 2006), efisiensi merupakan kriteria dalam
menentukan seberapa besar input yangdigunakan untuk menghasilkan output yang
diinginkan. Efisiensi artinya melaksanakan dan menghasilkan segala sesuatu
dengan tepat, serta efisien juga merupakan perbandingan antara sumber-sumber
yang digunakan dengan output yang dihasilkan (Kurtz dan Boone, 1984).
Steers, Ungson dan Mowday
(1985), mendefinisikan bahwa Efisiensi adalah sebuah ukuran akan seberapa besar
dan seberapa banyak masukan (input) seperti bahan mentah, modal, dan sumber
daya manusia yang dibutuhkan untukmencapai hasil yang ditargetkan, seperti
memenuhi tingkat produksi tertentu.
Indikator efisiensi
merupakan ukuran terhadap hubungan antara input dengan output untuk suatu waktu
tertentu. Terdapat beberapa persfektif untuk mengukur efisiensi, yaitu:
- Input berkurang dan output meningkat
- Input tetap dan output meningkat
- Input meningkat tetapi output meningkat lebih besar dari input
- Output tetap tetapi input berkurang
- Output berkurang tetapi input berkurang lebih besar dari output
Pada Sebuah perusahaan X di
berlakukan aturan jadwal masuk kerja jam 09.00 WIB. Bagian managemen menugaskan
2 karyawannya untuk menuntaskan laporan hasil kerja dan pekerjaan rutin lainnya
dalam ruang lingkup yang sama. 2 karyawan ini mempunyai jarak yang sama yaitu 5
km untuk menempuh perjalanan ke perusahaan X menggunakan kendaraan dinas perusahaan.
Karyawan yang bernama Syaref
datang lebih cepat yaitu sekitar jam 07.45. Dan ia telah menyelesaikan laporan
hasil kerjanya pekerjaan rutin tiap hari serta ia juga telah membaca koran,
berbincang dengan rekan kerja yang lain (bersosialisasi) dan telah membuat
rencana kerja
Karyawan yang bernama
putra datang tepat waktu dan ia telah menyelesaikan laporan hasil kerjanya dan
pekerjaan rutin tiap harinya.
Pembahasan:
Managemen waktu
adalah hal yang penting pada efsiensi kerja. Karyawan yang bernama syaref bekerja lebih efisiensi dari putra karena selain
menyelesaikan tugas pokoknya. Ia juga dapat berinteraksi dan membuat rencana
kerja esok. Syaref merupakan karyawan yang memanfaatkan waktu dilihat dari jam
ia masuk kerja dan cara ia menghasilkan pekerjaannya dan hal lain yang
dilakukan selama ia berada di kantor. Padahal diantara syaref dan Putra
memiliki jarak tempuh dan kendaraan perusahaan yang sama.
b.
Indikator Kualitas
Kualitas dapat diartikan sebagai taraf/tingkat baik buruknya / derajat
sesuatu. Menurut Wungu dan Brotoharsojo (2003:57) kualitas dinyatakan dalam
suatu ukuran yang dapat dipadankan dengan angka. Menurut Soewarso Hardjosudarmo
kualitas adalah penilaian customer yang sifatnya subyektif yang ditentukan oleh
persepsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu.
Bitner dan Zeithaml (dalam
Riorini, 2004:22) menyatakan untuk dapat meningkatkan performance quality (kualitas kerja) ada beberapa cara yang dapat
dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan memberikan pelatihan atau training,
memberikan insentive atau bonus dan mengaplikasikan atau menerapkan teknologi
yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Sunu (dalam
Flippo, 1995:91) menyatakan bahwa penting untuk menciptakan lingkungan untuk
meningkatkan kualitas kerja, yaitu:
1.
Tanggung
jawab dan kepentingan pimpinan untuk menciptakan lingkungan peningkatan
kualitas.
2.
Nilai,
sikap dan perilaku yang disetujui bersama diperlukan untuk meningkatkan mutu.
3.
Sasaran
peningkatan kualitas yang diterapkan oleh organisasi.
4.
Komunikasi
terbuka dan kerja sama tim baik.
5.
Pengakuan
dapat mendorong tindakan yang sesuai dengan nilai, sikap dan perilaku untuk
meningkatkan mutu.
Agar lebih mudah memahami
kualitas kinerja dalam sebuah organisasi, perusahaan, ataupun instansi, berikut
ini beberapa contoh/ciri karyawan atau pegawai yang menunjukkan kualitas kerja:
1. Menjalani tugas dengan baik
Salah
satu ciri utama pegawai berkualitas adalah memahami peran dan tanggungjawabnya
di sebuah perusahaan. Selain itu mampu menciptakan daya saing yang baik melalui
hasil kerjanya.
2. Produktif
Memprioritaskan
pekerjaan dan mengelola waktu dengan baik dan menyesuaikan dengan kebutuhan.
3. Berorientasi pada target
Setiap
orang harus berkontribusi pada target organisasi.
Contoh kualitas adalah pekerjaan yang memenuhi kriteria-kriteria diatas.
Anggaran yang realisasi 100% segala output dan putcome tercapai juga merupakan
contoh kinerja anggaran yang berkualitas.
Referensi:
http://anggunkasturi.blogspot.com/2012/12/catatan-hari-ini.html
Flippo, Edwin B, 1995, Manajemen Personalia, Edisi VI, PT. Erlangga, Jakarta.
http://vinspirations.blogspot.com/2009/11/definisi-kualitas-kerja.html
Karim,
Adiwarman. 2006. Bank Islam-Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Komaryatin,
Nurul. 2006. Analisis Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks.Karisidenan Pati.
Tesis S2 Pasca Sarjana Uniiversitas Diponegoro
Steers,
Richard M., Ungson, Gerardo R., Mowday, Richard T., 1985 Managing effective
organizations : an introduction, Boston, Mass. : Kent Pub
2.
Penjelasan mengenai Outcome Strategis dan Outcome
sebagai Keluaran Program
a.
Outcome
Strategis
Merupakan ukuran tingkat pengaruh
sosial, ekonomi, lingkungan, atau kepentingan umum lainnya yang dinilai oleh
pencapaian kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan. Pada umumnya
indikator outcome strategis tidak
bisa terukur dalam waktu dekat dan hasil pengukurannya akan lebih baik jika
dilakukan oleh pihak pengguna layanan. Secara sederhana dapat dikatakan merupakan
hasil dalam jangka panjang dan lebih luas efeknya.
Contoh: Penggunaan dana desa
pada kampung pelangi di kota Tual Provinsi Maluku. Ceritanya ada sebuah desa,
teparnya perumahan nelayan, kumuh, jorok, minim fasilitas, sanitasi tidak bagus
dll. Melalui program warga memanfaatkan dana desa, desa tersebut disulap
menjadi desa yang indah, warna warni, pendek kata bisa menjadi destinasi wisata
bagi masyarakat baik lokal maupun internasional.
b.
Outcome
sebagai Keluaran Program
Outcome ini dapat diartikan sebagai suatu keluaran
yang dapat langsung digunakan atau hasil nyata dari suatu keluaran. Atau segala
sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) dari kegiatan-kegiatan dalam suatu program.
Misalnya:
1. Efek jangka panjang dari proses
pendidikan misalnya penerimaan di pendidikan lebih lanjut, prestasi dan
pelatihan berikutnya, kesempatan kerja, penghasilan serta prestise lebih lanjut
(Lauren Kaluge,2000)
2. Respon partisipan terhadap pelayanan
yang diberikan dalam suatu program (Margaret C, Martha Taylor dan Michael
Hendricks,2002); atau
3. Dampak, manfaat, harapan perubahan dari
sebuah kegiatan atau pelayanan suatu program (NEA, 2000).
c.
Kontribusi Output pada Outcome Strategis
Outcome
merupakan dampak jangka pendek (sebagai keluaran) dan panjang (sebagai
startegis) dari output, baik dampak bagi individu maupun masyarakat. Outcome dalam bentuknya yang strategis
dari contoh pembangunan desa pelangi di Tual adalah mengubah prilaku masyarakat
dari kehidupan marjinal ke kehidupan yang lebih baik. Hal ini terlihat dari
pola prilaku masyarakat yang sebelumnya cenderung tidak peduli dengan
lingkungan menjadi lebih peduli..
d.
Kontribusi Output pada Outcome sebagai Keluaran Program
Output
berkonstribusi kepada Outcome sebagai
keluaran program. Contohnya penggunaan dana desa unutk pembangunan di wilayah
pedesaan. Output yang dirasakan oleh masyarakat yang bersifat keluaran program
misalnya pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Apabila berjalan dengan
baik, manfaatnya akan terasa pada tahun-tahun mendatang.
Referensi:
-
Kaluge, Lauren. 2003. Sendi-sendi Manajemen
Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press.
-
http://syamsulnani.blogspot.com/2014/11/perbedaan-output-dan-outcome.html
3.
Penjelasan mengenai ADIK dan KRISNA
a.
Penjelasan ADIK dan KRISNA
ADIK (arsitektur dan Informasi Kinerja)
adalah sebuah paradigma dalam proses penyusunan rencana anggaran sebagai upaya
penyempurnaan dari penerapan prinsip Penganggaran Berbasis Kinerja (performace based budgeting), yang
memberikan gambaran ringkas dan jelas mengenai keterkaitan hubungan logis
antara sumber daya (input) yang digunakan, kegiatan yang dilaksanakan, keluaran
(output) yang dihasilkan, serta manfaat (outcome)
yang diharapkan berdasarkan indikator yang terukur. Pada tahun 2014 dan 2015,
Kemenkeu (DJA) melakukan inisiasi penyempurnaan penerapan sistem PBK yang
diawali dengan penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam dokumen penganggaran.
Selanjutnya dilakukan penguatan dan penajaman informasi kinerja yang semakin
jelas, relevan, dan terukur. Arsitektur kinerja dalam RKA-KL yang semula
berdasarkan struktur organisasi diubah menjadi berbasis pada hasil (outcome).
Metodenya menggunakan pendekatan kerangka logika (logic model) yang membentuk
keterkaitan logis antara outcome, output, aktivitas, dan input, serta indikator
dan target untuk masing-masing outcome dan output
KRISNA (Kolaborasi Perencanaan dan Informasi
Kinerja Anggaran) adalah sistem aplikasi untuk mendukung proses perencanaan,
penganggaran, serta pelaporan informasi kinerja sebagai upaya sinkronisasi
antara proses perencanaan dan proses penganggaran dalam pembangunan nasional
dengan tujuan memperkuat proses penyusunan rencana dan anggaran serta
pengendalian pencapaian sasaran pembangunan. merupakan integrasi antara 3 (tiga) Kementerian,
yaitu Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian
PAN RB yang dituangkan dalam bentuk sistem aplikasi untuk mendukung
proses perencanaan, penganggaran, serta pelaporan informasi kinerja.
Aplikasi KRISNA digunakan dalam proses penyusunan Renja K/L Tahun 2018
yang selanjutnya akan menjadi referensi bagi RKA KL.
Aplikasi ini bersifat real-time, berbasis web, online,
serta dapat diakses melalui perangkat elektronik (PC, Laptop, Tablet, dan Smartphone)
yang terhubung dengan fasilitas internet.
Aplikasi ini memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:
§
Sebagai alat bantu bagi Kementerian/Lembaga dalam proses
penyusunan (input dan update) Rencana Kerja Kementerian/Lembaga;
§
Sebagai alat bantu untuk melakukan pengecekan dan validasi
terhadap data dan informasi dalam Rancangan Renja K/L bagi Kementerian
PPN/Bappenas dan DJA Kementerian Keuangan yang menjadi mitra kerja
Kementerian/Lembaga; dan
§
Sebagai referensi untuk RKA KL Kementerian Keuangan dan
penilaian kinerja Kementerian PAN RB.
b.
Peran ADIK dan KRISNA dalam menjaga
Kedisplinan Anggaran
Krisna dan ADIK memastikan program dan
kegiatan yang diajukan Kementerian/Lembaga sebagaimana tertuang dan RKA-K/L
telah searah dengan sasaran pembangunan nasional sesuai dengan visi dan misi
presiden yang dituangkan dalam RPJMN dan RKP serta sesuai dengan Renja K/L,
disusun dengan kaidah-kaidah penganggaran berdasarkan prinsip efektivitas,
efisiensi dan akuntabilitas dengan indikator kinerja yang jelas, relevan dan
terukur baik pada level input, output, maupun outcome.
Referensi:
-
PMK Nomor 136/PMK.02/2014 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
-
Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 Tahun 2017
tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan Dan Penganggaran Pembangunan Nasional
-
Buletin Kinerja Edisi xxx/2016, Kementerian
Keuangan.
4.
Kesesuaian dengan standar akuntansi maksudnya
adalah kesesuaian proses pelaksanaan audit dan proses penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). SAP merupakan acuan yang harus digunakan dalam menyusun laporan
keuangan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah.
Didalamnya terdapat prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan
Pemerintah yang telah ditentukan berdasarkan aturan yang berlaku. Dengan digunakannya SAP, diharapkan akan adanya
transparansi, partisipasi dan akuntabilitas pengelolaan keuangn negara guna
mewujudkan pemerintahan yang baik (good
governance).
Contoh kepatuhan terhadap
SAP adalah pembuatan laporan keuangan pemerintah menjadi
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, dan Catatan
Atas Laporan Keuangan.
Sedangkan yang dimaksud
dengan kepatuhan terhadap peratutan perundangan adalah kepatuhan auditor dalam proses
pelaksanaan audit dan kepatuhan instansi dalam proses penyusunan laporan
keuangan. Bentuk kepatuhan penyusunan laporan keuangan termasuk proses perencanaan
anggaran, pelaksanaan anggaran, hingga proses monitoring dan evaluasi.
Sedangkan kepatuhan dalam proses audit adalah bagaimana auditor cermat terhadap
peraturan-peraturan dalam pelaksanaan audit.
Dasar yuridis menjadi mandat yang diberikan
oleh konstitusi dengan dasar peraturan perundangan di dalam menjalankan misi
organisasi sektor publik sehingga dasar hukum menjadi karakteristik dalam
organisasi sektor publik. Dasar hukum ini menjadi prinsip dasar di dalam rules
based pada akuntansi dan pemeriksaan keuangan negara dan sifatnya inherent
dalam tata kelola keuangan negara. Karena mandat kelembagaan negara didasari
oleh Undang-Undang Dasar dan peraturan perundangan yang mengatur misi yang
diberikan dalam memberikan pelayanan publik.
Terdapat beberapa peraturan perundangan pokok
yang dapat digunakan sebagai instrumen kepatuhan antara lain:
§ UU No.
17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
§ UU No.
1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
§ UU No.
15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara
§ Peraturan
Pemerintah No.71 tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
§ Peraturan
Pemerintah No. 45 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara
Contoh kepatuhan terhadap Perundangan antaralain
penetapan kriteria Opini yang diberikan untuk menilai kewajaran laporan
keuangan pemerintah memperhatikan UU Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Referensi:
-
UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Do you realize there is a 12 word sentence you can communicate to your man... that will induce deep emotions of love and impulsive attraction to you deep within his heart?
ReplyDeleteThat's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, look after and guard you with all his heart...
12 Words Who Fuel A Man's Love Impulse
This impulse is so hardwired into a man's brain that it will make him try better than ever before to make your relationship as strong as it can be.
Matter-of-fact, fueling this all-powerful impulse is absolutely binding to having the best ever relationship with your man that the moment you send your man one of these "Secret Signals"...
...You will soon notice him expose his mind and soul for you in such a way he haven't expressed before and he'll distinguish you as the one and only woman in the world who has ever truly attracted him.