BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pitirim A. Sorokin mengatakan bahwa suatu sistem berlapis-lapis dalam masyarakat merupakan suatu ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Barang siapa yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah besar dianggap oleh masyarkat berkedudukan dalam lapisan atas, mereka yang hanya sedikit sekali atau sama sekali tidak memiliki sesuatu yang berharga tersebut, dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah. Sistem berlapis-lapis dalam masyarakat disebut sebagai Sosial Stratification. Sosial Stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hierarkis). Menurut Sorokin lagi, dasar dan inti lapisan-lapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban, kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat.
Salah satu bentuk atau media kita dapat melihat terjadinya pelapisan sosial adalah pada partai politik. Partai Politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum. Indonesia yang menganut paham demokrasi, yang memberikan kebebasan kepada penduduknya untuk berpolitik memungkinkan tumbuhnya parta-partai politik dalam keberlangsungan kehidupan demokrasi di indonesia. Dalam kancah perpolitikan di indonesia partai politik merupakan fenomena tersendiri. Bahkan bukan hanya dalam kancah perpolitikan namun dalam kehidupan bermasyarakat pada umumnya.
Dalam partai politik kita bisa menyaksikan bagaimana terjadinya pelapisan sosial dalam tubuh partai tersebut, menyaksikan unsur-unsur yang terdapat dalam partai politik serta berbagai macam masalah sosial lainnya. Dalam konsep sosiologi masalah partai politik dilihat dari hubungan-hubungan yang terjadi antar anggota partai didalamnya, terlepas dari kekuasaan yang menjadi trade mark dalam setiap pembahasan partai secara umum.
MASALAH
Pembahasan mengenai partai politik disini menekankan kepada hubungan apa yang dapat di peroleh dari keikutsertaan serta keanggotaan dalam perjuangan partai politik. Suasana kehidupan dalam kepartaian, peran serta yang disumbangkan oleh unsur-unsur yang ada didalamnya serta kehidupan diluar partai dalam bermasyarakat merupakan hal-hal yang dijadikan objek dalam pembahasan mengenai kepartaian dilihat dari konsep sosiologi.
Partai politik dewasa ini merupakan sarana yang dikatakan tepat untuk sebagian orang yang ingin menggapai status sosial yang lebih baik. Bertolak dari pemahaman yang dijelaskan dimuka penulis dapat merumuskan garis besar persoalan dalam wacana partai politik sebagai sarana penggapaian status yang lebih baik, yaitu sebagai berikut :
1. Partai politik sebagai media pertanggaan kedudukan
2. Status yang diperjuangkan dalam partai politik
3. Akibat-akibat yang ditimbulkan
Pada bab II penulis mencoba menuangkan apa-apa yang berkaitan dengan peran partai politik serta kehidupan partai politik dalam konsep-konsep sosiologi.
BAB II
PEMBAHASAN
Merujuk kepada beberapa persoalan yang dikemukakan diatas, berdasarkan kosep sosiologi dapat diuraikan sebagai berikut :
PARTAI POLITIK SEBAGAI MEDIA PERTANGGAAN KEDUDUKAN
Disadari atau tidak disadari, partai politik merupakan suatu wadah, suatu instrumen yang dapat merubah kedudukan sosial seseorang dari strata sosial rendah ke puncak lapisan sosial masyarakat. Bukan cerita aneh lagi jika kita melihat orang-orang berbondong-bondong untuk masuk serta mendapatkan posisi-posisi dalam suatu partai politik. Mereka memandang partai politik sebagai lembaga instan untuk mewujudkan keinginan serta cita-cita mereka. Namun selain sebagai lembaga instan, partai politik juga merupakan sarana pemenuhan kebutuhan akan penghargaan bagi orang-orang tertentu. Artinya tidak selamanya partai politik di pandang sebagai sarana peralihan status sosial dari yang rendah ke status sosial yang lebih tinggi.
Sifat sistem lapisan masyarakat terbagi menjadi 2, yaitu Closed social stratification (tertutup) dan Open social stratification (Terbuka).
Sistem lapisan tertutup tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak pindahnya ke atas maupun ke bawah (keturunan atas dasar kelahiran) misalnya sistem kasta pada masyarakat Hindu. Sedangkan sistem lapisan masyarakat terbuka memungkinkan setiap anggotanya untuk naik ke lapisan yang lebih tinggi, dengan segala kecakapannya ataupun turun ke lapisan yang lebih rendah jika individu tersebut tidak beruntung.
Masyarakat menganggap, dan terbukti benar adanya, bahwa partai politik merupakan suatu media, suatu sistem penstrataan yang bersifat terbuka, tidak tertutup. Siapa pun dapat berkiprah didalamnya asalkan mempunyai kemampuan, capable dibidangnya. Partai politik dewasa ini menjadi sebagai instrumen yang memungkinkan terjadinya gerak sosial. Dikatakan sebagai instrumen terjadinya gerak sosial karena partai politik telah melahirkan kelompok sosial baru dalam masyarakat, timbulnya golongan elit politik, yang dahulu belum dikenal, kini menjadi suatu kelompok masyarakat yang berdiri sendiri, yang memiliki ciri berbeda dengan kelompok lainnya. Suatu kelompok yang memasuki jajaran elit dikalangan masyarakat, mereka tak ubahnya seperti selebritis yang tiap menit tampil dalam layar televisi, yang selalu menghiasi wajah media-media massa kita. Itulah para politikus yang bahkan mampu menjadi pemimpin bagsa ini.
Partai politik pun mengajarkan kepada masyarakat bahwa pertanggaan/kelas sosial itu ada, kita melihat di dalam partai politik itu terdapat sekelompok orang yang berada distrata atas sisanya ada yang di kalangan menengah dan bawah, itu membuktikan bahwa konsep sosiologi dapat di bawa kemana-mana sebagai konsep yang luas.
STATUS YANG DIPERJUANGKAN DALAM PARTAI POLITIK
Partai politik sebagai instrumen yang open social stratification, membolehkan para individu yang berada didalamnya untuk memperjuangkan segala kepentingannya. Dalam konsep sosiologi terdapat dua macam kedudukan yang menjadi dasar bagi individu-individu untuk melakukan perannya, yaitu Ascribed Status dan Achieved Status. Ascribed Status adalah kedudukan yang didapat tanpa usaha, tapi diterima atau diberikan masyarakat karena keturunan. Misalnya gelar kebangsawanan dan perkastaan. Achieved Status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja, kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung kemampuan masing-masing individu dalam mencapai tujuannya.
Partai politik merupakan sarana yang pas untuk mewujudkan segala keinginan yang dimiliki oleh setiap individu. Individu-individu yang notabene tidak memiliki kedudukan berdasar ascribed status tentunya berpikir untuk mengubah jalan hidupnya melalui perjuangan yakni memperoleh kedudukan yang lebih baik dalam masyarakat melalui achieved status. Bagi orang-orang yang mampu, perjuangan dalam partai politik tidak hanya untuk kepentingan partai tersebut melainkan untuk kepentingan pribadinya, semisal untuk mendapat prestise di mata masyarakat. Tentunya kedudukan-kedudukan strategis didalam partai menjadi incaran untuk mewujudkan keinginannya eksis didalam partai dan masyarakat. Peran serta status yang disandang oleh seseorang dalam partai politik tentunya mempengaruhi prilaku sehari-harinya dalam bermasyarakat, status baru yang disandang individu pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupannya dalam bermasyarakat, karena peran berbanding lurus dengan status yang disandangnya. Peran seorang ketua partai politik tentunya berbeda dengan peran yang disandang oleh anggota partai. Baik peran dalam kepengurusan partai maupun peran dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Peran partai politik dalam mewujudkan status sosial baru dalam masyarakat selalu akan terjadi selama demokrasi di indonesia berjalan. Terus dan akan terus melahirkan kelompok-kelompok sosial baru dalam masyarakat. Satu generasi akan bergulir ke generasi beikutnya sehingga tercipta suatu struktur baru dalam masyarakat, suatu kelompok masyarakat khas yang membedakannya dengan kelompok yang lain.
AKIBAT-AKIBAT YANG DITIMBULKAN
Dalam suasana kepartaian, didalamnya tentu terdapat interaksi sosial antara anggotanya maupun interaksi sosial dengan masyarakat lainnya. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antar individu, antara kelompok maupun individu dan kelompok. Interaksi-interaksi sosial yang terdapat dalam partai politik terlihat kedalam 4 bentuk yakni :
Kerjasama (Cooperation)
Adalah interaksi sosial yang menyebabkan antara individu-individu yang berada didalamnya membina hubungan yang harmonis, bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama maupun tujuan pribadi. Dalam suasana kepartaian, bentuk seperti ini diperlukan untuk mencapai tujuan partai.
Persaingan (Competition)
Adalah suatu proses sosial , dimana individu/kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian/mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan kekuasaan/ancaman. Dalam kehidupan partai politik persaingan sangat kental terjadi, dalam upaya memperebutkan posisi sebagai pimpinan partai saja, secara tersirat maupun secara samar dapat terlihat kelompok-kelompok ataupun indiividu-individu yang bersaing. Persaingan ini dapat berakibat baik dan buruk, baik jika dengan persaingan ini malah membesarkan partai, artinya pihak-pihak yang terlibat dalam persaingan tersebut bersama-sama bertindak untuk kepentingan partai. Berakibat buruk bila persaingan tersebut justru menjadi sebab disintegrasi partai.
Pertentangan (Conflict)
Adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi/mencapai tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman/kekuatan (lebih bersifat terbuka di banding dengan persaingan). Sama halnya dengan persaingan, konflik dalam suatu partai menyebabkan dua hal positif dan negatif, positifnya jika partai bertambah solid dan orang-orang yang berada didalamnya berhasil mengatasi konflik yang ada. Namun pada umumnya konflik lebih besar pengaruhnya kearah disintegrasi partai, sebagai contoh konflik-konflik yang terjadi di bebrapa parta politik saat ini, ternyata membawa partai kearah kehancuran, didalam partai kebangkitan bangsa, terjadi dualisme kepemimpinan yang mengakibatkan partai tersebut sulit untuk bersaing dengan partai lainnya, begitu pula dengan partai-partai lain seperti PDI-P yang bermuara kepada pemecatan kader-kadernya. Lain halnya dengan partai Persatuan Pembangunan, mereka berhasil mengatasi konflik yang terjadi di intern partai melalui suatu proses yang disebut islah, hal ini akan dibahas pada uraian mengenai akomodasi.
Akomodasi
Adalah suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok berusaha untuk menyelesaikan/meredakan konflik yang terjadi dengan nilai dan norma sehingga tercipta suatu kestabilan. Dalam kehidupan berpolitik, kerap kali partai politik didera oleh konflik-konflik yang berkepanjangan, cara yang terbaik untuk menyelesaikan konflik adalh dengan megadakan suatu akomodasi, artinya pihak-pihak yang bertikai saing mengakomodir apa-apa yang diinginkan sehingga terajdi suatu kesepakatan untuk meredakan masalah tersebut. Sebagai contoh dalam konflik yang terjadi pada partai Persatuan Pembangunan berhasil diredakan melalui suatu proses akomodasi, yakni islah. Masing-masing pihak menyadari bahwa jika mereka berlarut-larut dalam konflik seperti itu, maka akan membuat suasana partai menjadi tidak enak dan akan membawa akibat yang tidak bagus buat partai. Oleh karena itu diambil jalan tengah yakni mengadakan akmodasi.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian mengenai peran partai politik dalam perubahan status personal dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Sosial Stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hierarkis)
Partai Politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum
peran partai politik sebagai media achieved status antara lain Partai politik sebagai media pertanggaan kedudukan, partai politik sebagai sarana memperjuangkan status sosial keraha yang lebih baik
Interaksi sosial senantiasa terjadi dalam kehidupan bersama melalui partai politik, baik yang berbentuk sebagai kerjasama, persaingan, konflik maupun dalam bentuk akomodasi
Senantiasa dalam kehidupan berpolitik status-status yang dimiliki dalam partai terbawa dalam kehidupan sosiak bermasyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, UI-Press 1969
Website Komisi Pemilihan Umum, Partai Politik, online diakses 31 Mei 2005 (http://www.kpu.go.id)
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pitirim A. Sorokin mengatakan bahwa suatu sistem berlapis-lapis dalam masyarakat merupakan suatu ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Barang siapa yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah besar dianggap oleh masyarkat berkedudukan dalam lapisan atas, mereka yang hanya sedikit sekali atau sama sekali tidak memiliki sesuatu yang berharga tersebut, dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah. Sistem berlapis-lapis dalam masyarakat disebut sebagai Sosial Stratification. Sosial Stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hierarkis). Menurut Sorokin lagi, dasar dan inti lapisan-lapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban, kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat.
Salah satu bentuk atau media kita dapat melihat terjadinya pelapisan sosial adalah pada partai politik. Partai Politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum. Indonesia yang menganut paham demokrasi, yang memberikan kebebasan kepada penduduknya untuk berpolitik memungkinkan tumbuhnya parta-partai politik dalam keberlangsungan kehidupan demokrasi di indonesia. Dalam kancah perpolitikan di indonesia partai politik merupakan fenomena tersendiri. Bahkan bukan hanya dalam kancah perpolitikan namun dalam kehidupan bermasyarakat pada umumnya.
Dalam partai politik kita bisa menyaksikan bagaimana terjadinya pelapisan sosial dalam tubuh partai tersebut, menyaksikan unsur-unsur yang terdapat dalam partai politik serta berbagai macam masalah sosial lainnya. Dalam konsep sosiologi masalah partai politik dilihat dari hubungan-hubungan yang terjadi antar anggota partai didalamnya, terlepas dari kekuasaan yang menjadi trade mark dalam setiap pembahasan partai secara umum.
MASALAH
Pembahasan mengenai partai politik disini menekankan kepada hubungan apa yang dapat di peroleh dari keikutsertaan serta keanggotaan dalam perjuangan partai politik. Suasana kehidupan dalam kepartaian, peran serta yang disumbangkan oleh unsur-unsur yang ada didalamnya serta kehidupan diluar partai dalam bermasyarakat merupakan hal-hal yang dijadikan objek dalam pembahasan mengenai kepartaian dilihat dari konsep sosiologi.
Partai politik dewasa ini merupakan sarana yang dikatakan tepat untuk sebagian orang yang ingin menggapai status sosial yang lebih baik. Bertolak dari pemahaman yang dijelaskan dimuka penulis dapat merumuskan garis besar persoalan dalam wacana partai politik sebagai sarana penggapaian status yang lebih baik, yaitu sebagai berikut :
1. Partai politik sebagai media pertanggaan kedudukan
2. Status yang diperjuangkan dalam partai politik
3. Akibat-akibat yang ditimbulkan
Pada bab II penulis mencoba menuangkan apa-apa yang berkaitan dengan peran partai politik serta kehidupan partai politik dalam konsep-konsep sosiologi.
BAB II
PEMBAHASAN
Merujuk kepada beberapa persoalan yang dikemukakan diatas, berdasarkan kosep sosiologi dapat diuraikan sebagai berikut :
PARTAI POLITIK SEBAGAI MEDIA PERTANGGAAN KEDUDUKAN
Disadari atau tidak disadari, partai politik merupakan suatu wadah, suatu instrumen yang dapat merubah kedudukan sosial seseorang dari strata sosial rendah ke puncak lapisan sosial masyarakat. Bukan cerita aneh lagi jika kita melihat orang-orang berbondong-bondong untuk masuk serta mendapatkan posisi-posisi dalam suatu partai politik. Mereka memandang partai politik sebagai lembaga instan untuk mewujudkan keinginan serta cita-cita mereka. Namun selain sebagai lembaga instan, partai politik juga merupakan sarana pemenuhan kebutuhan akan penghargaan bagi orang-orang tertentu. Artinya tidak selamanya partai politik di pandang sebagai sarana peralihan status sosial dari yang rendah ke status sosial yang lebih tinggi.
Sifat sistem lapisan masyarakat terbagi menjadi 2, yaitu Closed social stratification (tertutup) dan Open social stratification (Terbuka).
Sistem lapisan tertutup tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak pindahnya ke atas maupun ke bawah (keturunan atas dasar kelahiran) misalnya sistem kasta pada masyarakat Hindu. Sedangkan sistem lapisan masyarakat terbuka memungkinkan setiap anggotanya untuk naik ke lapisan yang lebih tinggi, dengan segala kecakapannya ataupun turun ke lapisan yang lebih rendah jika individu tersebut tidak beruntung.
Masyarakat menganggap, dan terbukti benar adanya, bahwa partai politik merupakan suatu media, suatu sistem penstrataan yang bersifat terbuka, tidak tertutup. Siapa pun dapat berkiprah didalamnya asalkan mempunyai kemampuan, capable dibidangnya. Partai politik dewasa ini menjadi sebagai instrumen yang memungkinkan terjadinya gerak sosial. Dikatakan sebagai instrumen terjadinya gerak sosial karena partai politik telah melahirkan kelompok sosial baru dalam masyarakat, timbulnya golongan elit politik, yang dahulu belum dikenal, kini menjadi suatu kelompok masyarakat yang berdiri sendiri, yang memiliki ciri berbeda dengan kelompok lainnya. Suatu kelompok yang memasuki jajaran elit dikalangan masyarakat, mereka tak ubahnya seperti selebritis yang tiap menit tampil dalam layar televisi, yang selalu menghiasi wajah media-media massa kita. Itulah para politikus yang bahkan mampu menjadi pemimpin bagsa ini.
Partai politik pun mengajarkan kepada masyarakat bahwa pertanggaan/kelas sosial itu ada, kita melihat di dalam partai politik itu terdapat sekelompok orang yang berada distrata atas sisanya ada yang di kalangan menengah dan bawah, itu membuktikan bahwa konsep sosiologi dapat di bawa kemana-mana sebagai konsep yang luas.
STATUS YANG DIPERJUANGKAN DALAM PARTAI POLITIK
Partai politik sebagai instrumen yang open social stratification, membolehkan para individu yang berada didalamnya untuk memperjuangkan segala kepentingannya. Dalam konsep sosiologi terdapat dua macam kedudukan yang menjadi dasar bagi individu-individu untuk melakukan perannya, yaitu Ascribed Status dan Achieved Status. Ascribed Status adalah kedudukan yang didapat tanpa usaha, tapi diterima atau diberikan masyarakat karena keturunan. Misalnya gelar kebangsawanan dan perkastaan. Achieved Status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja, kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung kemampuan masing-masing individu dalam mencapai tujuannya.
Partai politik merupakan sarana yang pas untuk mewujudkan segala keinginan yang dimiliki oleh setiap individu. Individu-individu yang notabene tidak memiliki kedudukan berdasar ascribed status tentunya berpikir untuk mengubah jalan hidupnya melalui perjuangan yakni memperoleh kedudukan yang lebih baik dalam masyarakat melalui achieved status. Bagi orang-orang yang mampu, perjuangan dalam partai politik tidak hanya untuk kepentingan partai tersebut melainkan untuk kepentingan pribadinya, semisal untuk mendapat prestise di mata masyarakat. Tentunya kedudukan-kedudukan strategis didalam partai menjadi incaran untuk mewujudkan keinginannya eksis didalam partai dan masyarakat. Peran serta status yang disandang oleh seseorang dalam partai politik tentunya mempengaruhi prilaku sehari-harinya dalam bermasyarakat, status baru yang disandang individu pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupannya dalam bermasyarakat, karena peran berbanding lurus dengan status yang disandangnya. Peran seorang ketua partai politik tentunya berbeda dengan peran yang disandang oleh anggota partai. Baik peran dalam kepengurusan partai maupun peran dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Peran partai politik dalam mewujudkan status sosial baru dalam masyarakat selalu akan terjadi selama demokrasi di indonesia berjalan. Terus dan akan terus melahirkan kelompok-kelompok sosial baru dalam masyarakat. Satu generasi akan bergulir ke generasi beikutnya sehingga tercipta suatu struktur baru dalam masyarakat, suatu kelompok masyarakat khas yang membedakannya dengan kelompok yang lain.
AKIBAT-AKIBAT YANG DITIMBULKAN
Dalam suasana kepartaian, didalamnya tentu terdapat interaksi sosial antara anggotanya maupun interaksi sosial dengan masyarakat lainnya. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antar individu, antara kelompok maupun individu dan kelompok. Interaksi-interaksi sosial yang terdapat dalam partai politik terlihat kedalam 4 bentuk yakni :
Kerjasama (Cooperation)
Adalah interaksi sosial yang menyebabkan antara individu-individu yang berada didalamnya membina hubungan yang harmonis, bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama maupun tujuan pribadi. Dalam suasana kepartaian, bentuk seperti ini diperlukan untuk mencapai tujuan partai.
Persaingan (Competition)
Adalah suatu proses sosial , dimana individu/kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian/mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan kekuasaan/ancaman. Dalam kehidupan partai politik persaingan sangat kental terjadi, dalam upaya memperebutkan posisi sebagai pimpinan partai saja, secara tersirat maupun secara samar dapat terlihat kelompok-kelompok ataupun indiividu-individu yang bersaing. Persaingan ini dapat berakibat baik dan buruk, baik jika dengan persaingan ini malah membesarkan partai, artinya pihak-pihak yang terlibat dalam persaingan tersebut bersama-sama bertindak untuk kepentingan partai. Berakibat buruk bila persaingan tersebut justru menjadi sebab disintegrasi partai.
Pertentangan (Conflict)
Adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi/mencapai tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman/kekuatan (lebih bersifat terbuka di banding dengan persaingan). Sama halnya dengan persaingan, konflik dalam suatu partai menyebabkan dua hal positif dan negatif, positifnya jika partai bertambah solid dan orang-orang yang berada didalamnya berhasil mengatasi konflik yang ada. Namun pada umumnya konflik lebih besar pengaruhnya kearah disintegrasi partai, sebagai contoh konflik-konflik yang terjadi di bebrapa parta politik saat ini, ternyata membawa partai kearah kehancuran, didalam partai kebangkitan bangsa, terjadi dualisme kepemimpinan yang mengakibatkan partai tersebut sulit untuk bersaing dengan partai lainnya, begitu pula dengan partai-partai lain seperti PDI-P yang bermuara kepada pemecatan kader-kadernya. Lain halnya dengan partai Persatuan Pembangunan, mereka berhasil mengatasi konflik yang terjadi di intern partai melalui suatu proses yang disebut islah, hal ini akan dibahas pada uraian mengenai akomodasi.
Akomodasi
Adalah suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok berusaha untuk menyelesaikan/meredakan konflik yang terjadi dengan nilai dan norma sehingga tercipta suatu kestabilan. Dalam kehidupan berpolitik, kerap kali partai politik didera oleh konflik-konflik yang berkepanjangan, cara yang terbaik untuk menyelesaikan konflik adalh dengan megadakan suatu akomodasi, artinya pihak-pihak yang bertikai saing mengakomodir apa-apa yang diinginkan sehingga terajdi suatu kesepakatan untuk meredakan masalah tersebut. Sebagai contoh dalam konflik yang terjadi pada partai Persatuan Pembangunan berhasil diredakan melalui suatu proses akomodasi, yakni islah. Masing-masing pihak menyadari bahwa jika mereka berlarut-larut dalam konflik seperti itu, maka akan membuat suasana partai menjadi tidak enak dan akan membawa akibat yang tidak bagus buat partai. Oleh karena itu diambil jalan tengah yakni mengadakan akmodasi.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian mengenai peran partai politik dalam perubahan status personal dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Sosial Stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hierarkis)
Partai Politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum
peran partai politik sebagai media achieved status antara lain Partai politik sebagai media pertanggaan kedudukan, partai politik sebagai sarana memperjuangkan status sosial keraha yang lebih baik
Interaksi sosial senantiasa terjadi dalam kehidupan bersama melalui partai politik, baik yang berbentuk sebagai kerjasama, persaingan, konflik maupun dalam bentuk akomodasi
Senantiasa dalam kehidupan berpolitik status-status yang dimiliki dalam partai terbawa dalam kehidupan sosiak bermasyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, UI-Press 1969
Website Komisi Pemilihan Umum, Partai Politik, online diakses 31 Mei 2005 (http://www.kpu.go.id)
No comments:
Post a Comment