Tuesday, April 7, 2009

The smilling general?


Sekilas Soeharto

Jenderal Besar Purnawirawan Soeharto, atau juga dikenal sebagai Haji Muhammad Soeharto kelahiran Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921, adalah Presiden Indonesia yang kedua. Mulai menjabat sejak keluarnya Supersemar yang dinilai kontroversial pada tanggal 12 Maret 1967 sebagai Pejabat Sementara Presiden, dan dipilih sebagai Presiden pada tanggal 21 Maret oleh MPRS. Soeharto dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Masa jabatan terakhirnya, tahun 1998, berakhir setelah beliau mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998. Pengunduran diri tersebut menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998. Jebolan akademi militer Hindia Belanda, KNIL, ini merupakan tentara yang lumayan bersinar. Selama perang dunia II, dia menjadi komandan batalion di dalam militer yang disponsori oleh Jepang yang dikenal sebagai tentara PETA (pembela tanah air). Terkenal dengan serangan tiba-tibanya yang menguasai Yogyakarta pada 1 Maret 1949. Pada 1962 dia mencapai jabatan mayor jendral dan memimpin Komando Mandala yang bertugas membebaskan Irian Barat. Selama konfrontasi Indonesia-Malaysia, Soeharto adalah seorang komandan Kostrad.
Tahun 1965 Presiden Soekarno yang memberikan kewenangan dan mandat kepada Soeharto untuk mengambil segala tindakan untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Langkah yang diambil Soeharto adalah segera membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI), dan melakukan penangkapan sejumlah Menteri yang diduga terlibat G-30-S (Gerakan 30 September).
Pada 12 Maret 1967 Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden Indonesia oleh parlemen sementara (MPRS). Pada 21 Maret dia resmi terpilih di masa lima tahun pertamanya sebagai Presiden.


Gaya Kepemimpinan

Pada masa pemerintahannya, Presiden Soeharto menetapkan pertumbuhan ekonomi sebagai pokok tugas dan tujuan pemerintah. Dia mengangkat banyak teknokrat dan ahli ekonomi yang sebelumnya bertentangan dengan Presiden Soekarno yang cenderung bersifat sosialis.
Di bidang Politik, Presiden Soeharto melakukan penyatuan partai-partai politik sehingga pada massa itu dikenal tiga partai Politik yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dalam upayanya menyederhanakan kehidupan berpolitik di Indonesia sebagai akibat dari politik masa presiden Soekarno yang menggunakan sistem multipartai yang berakibat pada jatuh bangunnya kabinet dan dianggap penyebab mandeknya pembangunan. Kemudian dikeluarkannnya UU Politik dan Asas tunggal Pancasila yang mewarnai kehidupan politik saat itu. Presiden Soeharto dinilai memulai penekanan terhadap suku Tionghoa, melarang penggunaan tulisan China di berbagai material tertulis, dan menutup Organisasi Cina karena tuduhan simpati mereka terhadap komunis.
Dia memerintah melalui kontrol militer dan penyensoran media. Pada 1997, menurut Bank Dunia, 20 sampai 30 persen dari dana pengembangan Indonesia telah disalahgunakan selama bertahun-tahun. Mekipun sempat menyatakan untuk tidak dicalonkan kembali sebagai Presiden pada periode 1998-2003, Soeharto tetap memastikan terpilih kembali oleh parlemen untuk ketujuh kalinya. Setelah beberapa demonstrasi, kerusuhan dan tekanan politik dan militer Presiden Soeharto mengundurkan diri 21 Mei 1998, untuk menghindari perpecahan dan meletusnya ketidakstabilan di Indonesia. Pemerintahan dilanjutkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Habibie.

Jelas merupakan suatu gaya kepemimpinan yang militeristik yang terjadi diawal kepemimpinan soeharto, militeristik yang cenderung Autokratif bila kita menengok teorinya Davis & Newstroom, maklum soeharto berasal dari kalangan militer, sehingga segala keputusan terpusat ditangannya, bahkan cenderung bawahan tak memiliki wewenang dalam mengambil keputusan. Namun jika kita melihat pada masa tersebut, gaya kepemimpinan soeharto sudah cocok, masa transisi yang penuh dengan intrik politik, tentunya memerlukan seorang pemimpin yang tegas dan mampu membuat keputusan yang tepat dalam waktu singkat serta memiliki integritas tinggi sebagai pemimpin. Langkah–langkah yang diambilnya saat mulai menjabat sebagai presiden tergolong brilian, mengangkat teknokrat dan ahli ekonomi sebagai pengisi pos-pos dalam pemerintahan merupakan suatu langkah yang belum ditempuh oleh presiden sebelumnya dan ternyata memang berhasil untuk membangun perekonomian bangsa.
Berkaca pada teorinya Likert, Jika kita lihat dari awal hingga berakhirnya masa pemerintahannya kita dapat melihat kecenderungan gaya kepemimpinan yang berbeda dari beliau, dari awal pemerintahan yang Otoritatif eksploitatif bergeser ke arah Otoritatif Benevolent yang menjurus pada gaya Konsultatif. Di awal masa pemerintahannya soeharto dinilai amat sungguh-sungguh untuk membangun bangsa ini, sehingga terlihat sangat otoriter dalam melaksanakan pemerintahan, tak jarang keputusan diambil secara Plop Decision, selain itu juga tak jarang beliau tak memperhatikan usulan dari bawahannya, serta benar-benar menekankan disiplin tinggi kepada bawahannya untuk mencapai tujuan negara.
Di pertengahan kekuasaanya sekitar akhir tahun 80-an mulai terlihat gaya kepemimpinan yang Otoritatif Benevolent, yang terfokus pada pimpinan namun masih terlihat adanya prakarsa dari bawahan. Pada masa ini adalah masa-masa emas pemerintahan soeharto, swasembada beras misalnya berhasil dicapai oleh indonesia. Pembangunan infrastruktur dan suprastruktur pun terus menerus dilakukan sehingga bangsa indonesia mulai diperhitungkan di kancah dunia.
Banyak yang berkata bahwa jika di awal tahun 90-an beliau mengundurkan diri dari jabatan presiden, maka beliau akan terkenang sebagai salah satu pemimpin dunia yang berhasil, namun apalah daya kekuasaan memang dapat melenakan siapa saja yang berada diatasnya. Sejak terpilih kembali tahun 1993 kepemimpinanya sudah mulai rapuh, tak setegar dahulu lagi, sehinga beliau mulai di rongrongi oleh kekuatan-kekuatan yang ingin memanfaatkan dirinya, terlihat pada waktu itu kepemimpinan beliau tidak lagi sebrilian tahun-tahun sebelumnya. Awal 1997 indonesia dilanda krisis hingga akhirnya 21 mei 1998 beliau meletakan jabatannya.

Hikmah
Beberapa hal penting dapat kita lihat pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, beberapa diantaranya adalah :
ü Kemampuannya menjadi Bapak Bangsa yang mampu mengangkat indonesia dari bangsa yang tertinggal menjadi bangsa yang mulai merangkak maju, sekaligus seorang militer yang berhasil menjadi negarawan, karena tidak semua orang dari kalangan militer mampu menjadi seorang negarawan
ü Terlepas dari gaya kepemimpinan apapun yang ia terapkan, beliau telah menjadi pemimpin yang superior yang mampu mempertahankan kekuasaanya selama 32 tahun
ü Perubahan gaya dalam kepemimpinan mutlak diperlukan oleh seorang pemimpin dalam masa-masa tertentu, terbukti dengan pemerintahan soeharto yang mulai dari militeristik yang otokratif eksploitatif ke arah otokratif Benevolent yang menjurus pada gaya konsultatif
ü Jika seorang pemimpin telah kehilangan legitimasi atas kekuasaan yang ia pegang maka sebaiknyalah ia mundur sebelum dipaksa oleh kekuatan lain
ü Pengekangan terhadap dunia politik, melalui penerapan asas tunggal pancasila, peleburan parpol menjadi tiga, pengekangan terhadap suku Tionghoa, pengekangan pers serta maraknya praktek KKN semasa pemerintahannya merupakan sisi gelap dari kepemimpinan Soeharto dan sepatutnya tidak di ulangi oleh siapapun yang menjadi penguasa di negera ini
ü Seperti apa yang pernah di lakukan oleh Soeharto untuk dunia internasional, hendaknya pemimpin indonesia melakukan hal yang serupa, berupa prakarsa dalam perdamaian dunia.
ü Kekuasaan tidak dapat dilanggengkan secara terus menerus melalui gagang senapan ataupun jeruji penjara.
ü Hasil pembangunan tidak dapat dinikmati secara sekejap, melainkan melalui proses yang panjang
ü Entah senyum yang tulus atau hanya kiasan yang tergambar dari wajah beliau yang menyisakan misteri dari kepemimpinannya selama 32 tahun, hanya dia dan Tuhan yang tahu apa yang sesungguhnya terjadi

DAFTAR PUSTAKA

Kompas cyber Mandiri, Sejarah Pertama Itu Akan Terus Diabadikan online diakses 15 Agustus 2005 (http://www.tokohindonesia.com)
Siagian Sondang P. Prof. DR, Teori dan Praktek kepemimpinan, Jakarta: Rineka Cipta 1991
Media Wiki, Soeharto online diakses 1 September 2005 (http://id.wikipedia.org)

No comments:

Post a Comment