Tuesday, April 7, 2009

Terorisme sebagai prilaku menyimpang

Nama : M u s d a

NPM : 0521010007

Terorisme adalah tindak perbuatan teror yang ditujukan kepada masyarakat oleh individu maupun sekelompok orang. Lima tahun terakhir di di Indonesia begitu marak terjadi aksi terorisme, terjadinya kasus-kasus peledakan bom di indonesia baru-baru ini, seperti bom Marriot, bom Bali I dan Bali II serta kasus-kasus lainnya ternyata menimbulkan dampak yang luar biasa dalam masyarakat. Indonesia menjadi sorotan dunia akibat bom-bom tersebut, korban berjatuhan akibat bom tersebut, pemulihan perlu dilakukan untuk membersihkan kembali nama indonesia di mata dunia internasional, yang saat ini telah terjadi pandangan yang stereotif dan stigma yang negatif terhadap indonesia.

Yang lebih menghebohkan lagi dibanding besarnya kerusakan yang diakibatkan oleh ledakan bom tersebut adalah pelaku yang berada di balik peristiwa tersebut. Betapa tidak mencengangkan, bahwa yang menjadi pelaku pengeboman tersebut adalah orang yang tergolong ‘biasa-biasa saja’ kebanyakan hanyalah berasal dari kelas bawah seperti petani dan buruh biasa. Tentunya hal ini menimbulkan pertanyaan di benak masyarakat, “koq bisa yaah orang kaya gitu bertindak seperti ini?”

Prilaku adalah penampilan seseorang karena adanya motivasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Prilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain genetika, pendidikan, lingkungan, pengalaman, agama, dan budaya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku individu berbeda-beda, tergantung ke arah mana individu tersebut lebih cenderung. Genetik merupakan faktor yang mempengaruhi prilaku individu dari dalam, biasanya bersifat turun temurun. Faktor ini jauh lebih kecil kontribusinya dibanding dengan faktor eksternal berupa pendidikan, lingkungan, budaya, pengalaman dan agama yang berasal dari luar. Prilaku normal apabila kecenderungan seseorang untuk berbuat ke arah yang positif.

Melihat motif dan prilaku yang ditunjukan oleh teroris di indonesia yang tertangkap, dapat di indentfifikasi bahwa faktor utama yang mempengaruhi mereka adalah agama dan pengalaman. Faktor agama dan pengalaman menjadi landasan yang amat kuat untuk melakukan tindak terorisme, hal-hal yang mereka lakukan selalu dikaitkan dengan ajaran agama, berdasarkan pengalaman pribadi yang mereka peroleh, maupun pengalaman pelaku tindak terorisme lainnya.

Berdasarkan kajian prilaku dan motivasi, hal-hal yang dilakukan oleh mereka merupakan penyimpangan prilaku. Prilaku yang ditonjolkan pada kasus tindak terorisme berupa perusakan tempat-tempat umum melalui peledakan bom adalah prilaku yang menyimpang dari kebiasaan umum, seseorang yang selalu ingin berbuat baik. Para pelaku terorisme sudah barang tentu memiliki alasan kuat sehingga memiliki motivasi yang teramat tinggi sehingga berani melakukan perbuatan seperti itu. Jika dipikir berdasarkan akal sehat, bagaimana mungkin ada orang yang mau berkorban dengan mengorbankan dirinya sendiri, terlihat seperti hal konyol jika ada orang yang ingin mencapai tujuan dengan mengorbankan segalanya termasuk mengorbankan dirinya sendiri. Hal tersebut tentunya tidak akan dilakukan oleh orang yang berprilaku normal, karena hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap hak azasi manusia, yakni hak untuk hidup serta merugikan dirinya sendiri. Penyimpangan dalam memahami agama juga kerap kali dikemukan oleh tokoh-tokoh agama, khususnya islam, sebagian ulama membenarkan aksi-aksi yang ditujukan kepada musuh-musuh islam berupa bom sahid sebagaimana yang terjadi di palestina, namun tidak memandang sama terhadap peledakan bom di indonesia, yang notabene berada dalam keadaan yang kondusif jauh di bandingkan dengan yang terjadi di timur tengah sana.

Sekilas jika kita membandingkan dengan teori motivasi Maslow, menyatakakan bahwa kebutuhan manusia bertingkat mulai dari yang terendah hingga kebutuhan yang paling tinggi, kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan afiliasi, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Yang paling memungkinkan berkaitan dengan tindak terorisme adalah motif yang terakhir, yaitu aktualisasi diri. Mereka berkeinginan keberadaanya di akui, sesuai dengan pernyataan Brian Jenkins, "teroris menginginkan banyak orang menyaksikan, bukan banyaknya jumlah yang terbunuh.”

Seperti yang dikemukakan dalam beberapa harian umum, aksi-aksi mereka selalu dikaitkan dengan ajaran keagamaan, kerap kali pelaku peledakan tersebut melafazkan nama Allah dalam persidangan, serta menunjukan simbol-simbol keagamaan dalam kehidupan sehari-harinya. Ini menunjukan bahwa (menurut mereka) ini adalah sesuai dengan perintah agama, melawan kezaliman yang dilakukan imperialis barat yang telah banyak menzalimi umat islam.

Jika dilihat dari segi manfaat dan mudarat, advantage and disadvantage tentunya menurut pandangan masyarakat umum, lebih banyak kerugian dan kerusakan yang ditimbulkan akibat tindak terorisme ini. Kerusakan bangunan, timbulnya rasa tidak nyaman, aman dan perasaan takut dalam masyarakat, korban jiwa yang berjatuhan serta berbagai kerusakan lain tentunya tidak akan dimaafkan oleh masyarakat. Sedikit manfaat mungkin akan dikemukakan oleh pelaku tindak terorisme tersebut, yakni peledakan bom tersebut merupakan bukti perlawnan terhadap bnagsa imperialis yang tidak mampu dilakukan oleh kelompok-kelompok lain.

Saya amat tidak setuju jika aksi-aksi pengeboman tersebut dilakukan di tengah masyarakat umum yang tidak tahu menahu akan perbuatan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang menjadi musuh teroris, tidak setuju jika berjatuhan korban dari orang yang tidak bersalah, tidak setuju jika merugikan kepentingan umum dan lainnya.

Namun di satu sisi saya setuju dengan yang dilakukan oleh teroris tersebut, jika memang diniatkan untuk menghalau imperialisme, melawan pihak-pihak yang hendak mendiskreditkan islam, bertujuan untuk mengenyahkan musuh-musuh islam, serta hendak menegakan syariat islam di bumi ini.

Saya berpandangan bahwa aksi-aksi semacam itu perlu. Selain dakwah islam secara moderat perlu adanya aksi-aksi tersebut, hal semacam itu amat perlu untuk menunjukan bahwa islam ini tidak lemah (jika teroris itu benar-benar berjuang untuk agamanya), tidak sepatutnya islam di tindas, bagi sebagian masyarakat (khususnya yang hidup di negara-negara mayoritas berpenduduk islam) tentunya tidak akan merasakan penderitaan sebagaimana dialami oleh masyarakat yang hidup di negara berpenduduk muslim minoritas. Selain itu, aksi tersebut juga akan mampu membangkitkan semangat umat islam yang selama ini terbelenggu oleh kenikmatan dunia, mampu membuka mata hati seluruh manusia untuk memeluk islam.

Akhirnya dapat saya simpulkan bahwa apapun alasannya tindak terorisme adalah prilaku menyimpang yang merugikan banyak orang serta mengganggu keberlangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berikut daftar serangan teroris di indonesia

2000

  • Bom Kedubes Filipina, Jakarta 2000. 1 Agustus 2000, bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2 orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday.
  • Bom Kedubes Malaysia, Jakarta 2000. 27 Agustus 2000, granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
  • Bom Gedung Bursa Efek Jakarta 2000. 13 September 2000, ledakan mengguncang lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta. 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka. 104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan.
  • Bom malam Natal 2000. 24 Desember 2000, serangkaian ledakan bom pada matal Natal di beberapa kota di Indonesia, merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak.

2001

  • Bom Plaza Atrium Senen, Jakarta 2001. 23 September 2001, bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta. 6 orang cedera.
  • Bom Restoran KFC, Makassar 2001. 12 Oktober 2001, ledakan bom mengakibatkan kaca, langit-langit, dan neon sign KFC pecah. Tidak ada korban jiwa. Sebuah bom lainnya yang dipasang di kantor MLC Life cabang Makassar tidak meledak.
  • Bom sekolah Australia, Jakarta 2001. 6 November 2001, bom rakitan meledak di halaman Australian International School (AIS), Pejaten, Jakarta.

2002

  • Bom malam Tahun Baru 2002. 1 Januari 2002, Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka. Di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban jiwa.
  • Bom Bali 2002. 12 Oktober 2002, tiga ledakan mengguncang Bali. 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Saat bersamaan, di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa.
  • Bom Restoran McDonald's Makassar 2002. 5 Desember 2002, bom rakitan yang dibungkus wadah pelat baja meledak di restoran McDonald's Makassar. 3 orang tewas dan 11 luka-luka.

2003

  • Bom Kompleks Mabes Polri, Jakarta 2003. 3 Februari 2003, bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
  • Bom Bandara Cengkareng, Jakarta 2003. 27 April 2003, bom meledak dii area publik di terminal 2F, bandar udara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. 2 orang luka berat dan 8 lainnya luka sedang dan ringan.
  • Bom JW Marriott 2003. 5 Agustus 2003, bom menghancurkan sebagian hotel JW Marriott. Sebanyak 11 orang meninggal, dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka.

2004

  • Bom cafe, Palopo 2004, terjadi pada 10 Januari 2004 di Palopo, Sulawesi menewaskan empat orang. (BBC)
  • Bom Kedubes Australia 2004, 9 September 2004, ledakan besar terjadi di depan Kedutaan Besar Australia. 5 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI.
  • Bom Kedubes Indonesia, Paris 2004 terjadi pada 8 Oktober 2004, tidak ada korban jiwa.

2005

  • Bom Pamulang, Tangerang 2005, 8 Juni 2005, bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M Iqbal di Pamulang Barat. Tidak ada korban jiwa.
  • Bom Bali 2005, 1 Oktober 2005, bom kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA's Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman CafĂ© Jimbaran.

DAFTAR PUSTAKA

Amrozi, suatu perspektif terorisme, online diakses 15 November 2005. www.kompas.com

Daftar serangan teroris di indonesia, online diakses 16 November 2005. www.id.wikipedia.org

No comments:

Post a Comment